tag:blogger.com,1999:blog-84285835199893898352024-03-21T20:16:29.388-07:00Indonesia BersatuuMari Pelajari budaya seni negri kita , Supaya tidak di claim bangsa lain ! Banggalah menjadi bangsa indonesia !!INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.comBlogger32125tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-83077101597575535482012-06-23T17:17:00.001-07:002012-06-23T17:17:19.660-07:00Barong Bali<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}"><a class="uiPhotoThumb photoRedesignAspect" data-ft="{"type":41,"tn":"E"}" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=434825716539621&set=o.465891103439399&type=1&ref=nf" rel="theater" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="img" height="233" src="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/s480x480/282729_434825716539621_17423767_n.jpg" width="398" /></a><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">Indonesiabersatuu.blogspot.com ~ Barong adalah karakter dalam mitologi Bali. Ia adalah raja dari roh-roh serta melambangkan kebaikan. Ia merupakan musuh Rangda dalam mitologi Bali. Banas Pati Rajah adalah roh yang mendampingi seorang anak dalam hidupnya. Banas Pati Rajah dipercayai sebagai roh yang menggerakkan Barong. Sebagai roh pelindung, Barong sering ditampilkan sebagai seekor singa. Tarian tradisional di Bali yang menggambarkan pertempuran antara Barong dan Rangda sangatlah terkenal dan sering diperlihatkan sebagai atraksi wisata.<br />
<br />
Barong singa adalah salah satu dari lima bentuk Barong. Di pulau Bali setiap bagian pulau Bali mempunyai roh pelindung untuk tanah dan hutannya masing-masing. Setiap Barong dari yang mewakili daerah tertentu digambarkan sebagai hewan yang berbeda. Ada babi hutan, harimau, ular atau naga, dan singa. Bentuk Barong sebagai singa sangatlah populer dan berasal dari Gianyar. Di sini terletak Ubud, yang merupakan tempat pariwisata yang terkenal. Dalam Calonarong atau tari-tarian Bali, Barong menggunakan ilmu gaibnya untuk mengalahkan Rangda.</span></span></h6><div class="mvm uiStreamAttachments clearfix fbMainStreamAttachment" data-ft="{"type":10,"tn":"H"}"><div class="clearfix photoRedesign"></div></div><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"> </span></span></h6>INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-13445247873027832722012-06-23T17:13:00.000-07:002012-06-23T17:13:58.445-07:00Pempek kapal selam (palembang)<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}"><span style="font-size: large;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4fe65ac0e2d8c9973556148"><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><span class="text_exposed_show">Indonesiabersatuu.blogspot.com </span></span></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><span class="text_exposed_show">*Bahan:<br />
500 gr daging ikan (haluskan dengan pirian)<br />
1 sdm penyedap masakan<br />
2 sdm gula pasir<br />
1 sdm garam<br />
250 ml air<br />
500 gr tepung sagu<br />
10 btr telur ayam<br />
<br />
Bahan cuko khas Palembang<br />
1/4 kg gula merah + 600 cc air, rebus dan saring<br />
1 sdm garam<br />
1/2 sdm bumbu penyedap<br />
1 sdm bawang putih, haluskan<br />
1 sdm rawit, haluskan<br />
1 sdm cabai merah, haluskan<br />
3 sdm cuka<br />
1 sdm ebi, tumbuk dan sangrai<br />
<br />
Cara membuat:<br />
1. Campur daging ikan dengan air sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga rata. Tambahkan garam, gula pasir, penyedap masakan, aduk hingga rata. Masukkan sagu, aduk sampai rata.<br />
2. Timbang adonan masing-masing 50 gr atau 100 gr untuk ukuran besar. Ambil satu adonan, buat lubang di tengahnya, masukkan 1 butir telur ayam ke dalamnya, tutup kembali perlahan-lahan sampai rapat.<br />
3. Masukkan langsung ke dalam air mendidih, masak sampai matang. Angkat, tiriskan.<br />
4. Goreng hingga berkulit, potong-potong lalu hidangkan dengan mi kuning, irisan timun, dan cuko.<br />
<br />
Membuat cuko:<br />
1. Aduk bawang putih halus, cabai rawit, dan cabai merah yang dihaluskan dengan cuka. Diamkan 30 menit.<br />
2. Tambahkan rebusan gula merah, garam, dan penyedap. Cuko siap dihidangkan dengan pempek.<br />
<br />
Tips<br />
* Penyedap masakan bisa diganti dengan gula pasir.<br />
* Setiap akan membuat pempek kapal selam, sebaiknya tangan dilumuri dengan tepung sagu.<br />
* Pirian adalah alat untuk menghaluskan daging ikan, memisahkan daging ikan dengan urat atau serat-serat ikan, bentuknya seperti saringan dan terbuat dari kuningan.<br />
* Cara menggunakannya, tekan pirian di atas potongan ikan, daging yang tersaring di atasnya dapat langsung disendokkan dan uratnya akan tersisa di bagian bawah pirian.<br />
* Pempek lenjeran sama dengan resep kapal selam, hanya dibentuk memanjang.</span></span></h6><div class="mvm uiStreamAttachments clearfix fbMainStreamAttachment" data-ft="{"type":10,"tn":"H"}"><div class="clearfix photoRedesign"><img alt="" class="img" height="213" src="http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/s480x480/562275_313226372100211_436026685_n.jpg" width="284" /></div></div><br />
</div></span></span></h6><div class="mvm uiStreamAttachments clearfix fbMainStreamAttachment" data-ft="{"type":10,"tn":"H"}"><div class="clearfix photoRedesign"><a class="uiPhotoThumb photoRedesignAspect" data-ft="{"type":41,"tn":"E"}" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=313226372100211&set=o.465891103439399&type=1&ref=nf" rel="theater"><br />
</a></div></div>INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-92084733515701954312012-06-21T19:54:00.000-07:002012-06-21T19:54:59.663-07:00Bentuk Negara Indonesia<a href="http://shandyisme.com/wp-content/uploads/2009/07/merah-putih.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="http://shandyisme.com/wp-content/uploads/2009/07/merah-putih.png" border="0" src="http://shandyisme.com/wp-content/uploads/2009/07/merah-putih.png" /></a>indonesiabersatuu.blogspot.com ~ Negara indonesia bebentuk negara kesatuan republik indonesia dengan falsafah Pancasila yang mempunyai semboyan bhineka tunggal Ika, Walaupun berbeda-beda suku bangsa , Agama , Bahasa dan adat isitiadat, namun tetap satu jua :) itulah indonesia. yang membuat indonesia berdiri sampai sekarang adalah hal itu. walau perlahan prinsip ini mulai menghilang dari negri ini.INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-53011838180241941132012-06-21T19:39:00.000-07:002012-06-21T19:39:50.592-07:00Nama Negara Kita<a href="http://shandyisme.com/wp-content/uploads/2009/07/merah-putih.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="http://shandyisme.com/wp-content/uploads/2009/07/merah-putih.png" border="0" src="http://shandyisme.com/wp-content/uploads/2009/07/merah-putih.png" /></a>Indonesiabersatuu.blogspot.com ~ Nama Negara Kita adalah republik indonesia dengan jumlah pulau lebih dari 17.508 buah. Negara indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia terletak pada 6 drajat Lintang utara sampai 11 drajat lintang selatan dan 95 derajat bujur timur sampai 141 derajat bujur timur. Indonesia berada di daerah khatulistiwa Luas Wilayah Indonesia seluruhnya mencapai 5.193.252 km2. Dan jumlah penduduknya kurang lebih 203.005 jiwa (berdasarkan sensus tahun 2000)INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-4060992975446215292012-06-21T19:18:00.000-07:002012-06-21T19:18:21.795-07:00Dr. Mohammad Hatta<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1QZHvDQm8MIVn7eOoUZk3pZvHaQlKB0bdFQtbmZHuyR8Bp39swnR8blTxod9qEOiGkrB-UJsivZfTYjBH9k4KwfuqXskbPRbfXLXlF9vI3rwlWe_9oUEb031ChupPwBd81piO56YDfV5R/s1600-h/BungHatta.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5373086560455279474" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1QZHvDQm8MIVn7eOoUZk3pZvHaQlKB0bdFQtbmZHuyR8Bp39swnR8blTxod9qEOiGkrB-UJsivZfTYjBH9k4KwfuqXskbPRbfXLXlF9vI3rwlWe_9oUEb031ChupPwBd81piO56YDfV5R/s320/BungHatta.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 192px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 237px;" /></a>Indonesiabersatuu.blogspot.com ~ Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya. Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond.<br />
<div class="fullpost"><br />
<br />
Sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, ia menyadari pentingnya arti keuangan bagi hidupnya perkumpulan. Tetapi sumber keuangan baik dari iuran anggota maupun dari sumbangan luar hanya mungkin lancar kalau para anggotanya mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin. Rasa tanggung jawab dan disiplin selanjutnya menjadi ciri khas sifat-sifat Mohammad Hatta.<br />
<br />
Masa Studi di Negeri Belanda<br />
Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).<br />
<br />
Hatta juga mengusahakan agar majalah perkumpulan, Hindia Poetra, terbit secara teratur sebagai dasar pengikat antaranggota. Pada tahun 1924 majalah ini berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.<br />
<br />
Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923. Semula dia bermaksud menempuh ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi pada akhir tahun 1925. Karena itu pada tahun 1924 dia non-aktif dalam PI. Tetapi waktu itu dibuka jurusan baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif. Hatta pun memasuki jurusan itu terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik.<br />
<br />
Perpanjangan rencana studinya itu memungkinkan Hatta terpilih menjadi Ketua PI pada tanggal 17 Januari 1926. Pada kesempatan itu, ia mengucapkan pidato inaugurasi yang berjudul "Economische Wereldbouw en Machtstegenstellingen"--Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan kekuasaan. Dia mencoba menganalisis struktur ekonomi dunia dan berdasarkan itu, menunjuk landasan kebijaksanaan non-kooperatif.<br />
<br />
Sejak tahun 1926 sampai 1930, berturut-turut Hatta dipilih menjadi Ketua PI. Di bawah kepemimpinannya, PI berkembang dari perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Indonesia. Sehingga akhirnya diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPI) PI sebagai pos depan dari pergerakan nasional yang berada di Eropa.<br />
<br />
PI melakukan propaganda aktif di luar negeri Belanda. Hampir setiap kongres intemasional di Eropa dimasukinya, dan menerima perkumpulan ini. Selama itu, hampir selalu Hatta sendiri yang memimpin delegasi.<br />
<br />
Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama "Indonesia", Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis. Tanpa banyak oposisi, "Indonesia" secara resmi diakui oleh kongres. Nama "Indonesia" untuk menyebutkan wilayah Hindia Belanda ketika itu telah benar-benar dikenal kalangan organisasi-organisasi internasional.<br />
<br />
Hatta dan pergerakan nasional Indonesia mendapat pengalaman penting di Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, suatu kongres internasional yang diadakan di Brussels tanggal 10-15 Pebruari 1927. Di kongres ini Hatta berkenalan dengan pemimpin-pemimpin pergerakan buruh seperti G. Ledebour dan Edo Fimmen, serta tokoh-tokoh yang kemudian menjadi negarawan-negarawan di Asia dan Afrika seperti Jawaharlal Nehru (India), Hafiz Ramadhan Bey (Mesir), dan Senghor (Afrika). Persahabatan pribadinya dengan Nehru mulai dirintis sejak saat itu.<br />
<br />
Pada tahun 1927 itu pula, Hatta dan Nehru diundang untuk memberikan ceramah bagi "Liga Wanita Internasional untuk Perdamaian dan Kebebasan" di Gland, Swiss. Judul ceramah Hatta L 'Indonesie et son Probleme de I' Independence (Indonesia dan Persoalan Kemerdekaan).<br />
<br />
Bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojoadiningrat, Hatta dipenjara selama lima setengah bulan. Pada tanggal 22 Maret 1928, mahkamah pengadilan di Den Haag membebaskan keempatnya dari segala tuduhan. Dalam sidang yang bersejarah itu, Hatta mengemukakan pidato pembelaan yang mengagumkan, yang kemudian diterbitkan sebagai brosur dengan nama "Indonesia Vrij", dan kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai buku dengan judul Indonesia Merdeka.<br />
<br />
Antara tahun 1930-1931, Hatta memusatkan diri kepada studinya serta penulisan karangan untuk majalah Daulat Ra‘jat dan kadang-kadang De Socialist. Ia merencanakan untuk mengakhiri studinya pada pertengahan tahun 1932.<br />
<br />
Kembali ke Tanah Air<br />
Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra’jat dan melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Prinsip non-kooperasi selalu ditekankan kepada kader-kadernya.<br />
<br />
Reaksi Hatta yang keras terhadap sikap Soekarno sehubungan dengan penahannya oleh Pemerintah Kolonial Belanda, yang berakhir dengan pembuangan Soekarno ke Ende, Flores, terlihat pada tulisan-tulisannya di Daulat Ra’jat, yang berjudul "Soekarno Ditahan" (10 Agustus 1933), "Tragedi Soekarno" (30 Nopember 1933), dan "Sikap Pemimpin" (10 Desember 1933).<br />
<br />
Pada bulan Pebruari 1934, setelah Soekarno dibuang ke Ende, Pemerintah Kolonial Belanda mengalihkan perhatiannya kepada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Para pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia ditahan dan kemudian dibuang ke Boven Digoel. Seluruhnya berjumlah tujuh orang. Dari kantor Jakarta adalah Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Bondan. Dari kantor Bandung: Maskun Sumadiredja, Burhanuddin, Soeka, dan Murwoto. Sebelum ke Digoel, mereka dipenjara selama hampir setahun di penjara Glodok dan Cipinang, Jakarta. Di penjara Glodok, Hatta menulis buku berjudul “Krisis Ekonomi dan Kapitalisme”.<br />
<br />
Masa Pembuangan<br />
Pada bulan Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven Digoel (Papua). Kepala pemerintahan di sana, Kapten van Langen, menawarkan dua pilihan: bekerja untuk pemerintahan kolonial dengan upah 40 sen sehari dengan harapan nanti akan dikirim pulang ke daerah asal, atau menjadi buangan dengan menerima bahan makanan in natura, dengan tiada harapan akan dipulangkan ke daerah asal. Hatta menjawab, bila dia mau bekerja untuk pemerintah kolonial waktu dia masih di Jakarta, pasti telah menjadi orang besar dengan gaji besar pula. Maka tak perlulah dia ke Tanah Merah untuk menjadi kuli dengan gaji 40 sen sehari.<br />
<br />
Dalam pembuangan, Hatta secara teratur menulis artikel-artikel untuk surat kabar Pemandangan. Honorariumnya cukup untuk biaya hidup di Tanah Merah dan dia dapat pula membantu kawan-kawannya. Rumahnya di Digoel dipenuhi oleh buku-bukunya yang khusus dibawa dari Jakarta sebanyak 16 peti. Dengan demikian, Hatta mempunyai cukup banyak bahan untuk memberikan pelajaran kepada kawan-kawannya di pembuangan mengenai ilmu ekonomi, sejarah, dan filsafat. Kumpulan bahan-bahan pelajaran itu di kemudian hari dibukukan dengan judul-judul antara lain, "Pengantar ke Jalan llmu dan Pengetahuan" dan "Alam Pikiran Yunani." (empat jilid).<br />
<br />
Pada bulan Desember 1935, Kapten Wiarda, pengganti van Langen, memberitahukan bahwa tempat pembuangan Hatta dan Sjahrir dipindah ke Bandaneira. Pada Januari 1936 keduanya berangkat ke Bandaneira. Mereka bertemu Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Di Bandaneira, Hatta dan Sjahrir dapat bergaul bebas dengan penduduk setempat dan memberi pelajaran kepada anak-anak setempat dalam bidang sejarah, tatabuku, politik, dan lain-Iain.<br />
<br />
Kembali Ke Jawa: Masa Pendudukan Jepang<br />
Pada tanggal 3 Pebruari 1942, Hatta dan Sjahrir dibawa ke Sukabumi. Pada tanggal 9 Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang, dan pada tanggal 22 Maret 1942 Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta.<br />
<br />
Pada masa pendudukan Jepang, Hatta diminta untuk bekerja sama sebagai penasehat. Hatta mengatakan tentang cita-cita bangsa Indonesia untuk merdeka, dan dia bertanya, apakah Jepang akan menjajah Indonesia? Kepala pemerintahan harian sementara, Mayor Jenderal Harada. menjawab bahwa Jepang tidak akan menjajah. Namun Hatta mengetahui, bahwa Kemerdekaan Indonesia dalam pemahaman Jepang berbeda dengan pengertiannya sendiri. Pengakuan Indonesia Merdeka oleh Jepang perlu bagi Hatta sebagai senjata terhadap Sekutu kelak. Bila Jepang yang fasis itu mau mengakui, apakah sekutu yang demokratis tidak akan mau? Karena itulah maka Jepang selalu didesaknya untuk memberi pengakuan tersebut, yang baru diperoleh pada bulan September 1944.<br />
<br />
Selama masa pendudukan Jepang, Hatta tidak banyak bicara. Namun pidato yang diucapkan di Lapangan Ikada (sekarang Lapangan Merdeka) pada tanggaI 8 Desember 1942 menggemparkan banyak kalangan. Ia mengatakan, “Indonesia </div><div class="fullpost"> </div><div class="fullpost">terlepas dari penjajahan imperialisme Belanda. Dan oleh karena itu ia tak ingin menjadi jajahan kembali. Tua dan muda merasakan ini setajam-tajamnya. Bagi pemuda Indonesia, ia Iebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dalam lautan daripada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali."</div><div style="clear: both; margin: 10px 0;"> </div><br />
Proklamasi<br />
Pada awal Agustus 1945, Panitia Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan Soekamo sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua. Anggotanya terdiri dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia, sembilan dari Pulau Jawa dan dua belas orang dari luar Pulau Jawa.<br />
<br />
Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiapkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Maeda (JI Imam Bonjol, sekarang), yang berakhir pada pukul 03.00 pagi keesokan harinya. Panitia kecil yang terdiri dari 5 orang, yaitu Soekamo, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti Malik memisahkan diri ke suatu ruangan untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan. Soekarno meminta Hatta menyusun teks proklamasi yang ringkas. Hatta menyarankan agar Soekarno yang menuliskan kata-kata yang didiktekannya. Setelah pekerjaan itu selesai. mereka membawanya ke ruang tengah, tempat para anggota lainnya menanti.<br />
<br />
Soekarni mengusulkan agar naskah proklamasi tersebut ditandatangi oleh dua orang saja, Soekarno dan Mohammad Hatta. Semua yang hadir menyambut dengan bertepuk tangan riuh.<br />
<div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9EBGtFZVZqMZB5RNNzLPB3bryhDjjCtIxtQjrBI10kIpHJbxmmPguv38e-Zk8W_q9yrzrswfS06QT0QpSgUz4VnvAEjd5lqm_ni2b4DE3QhcAMPSsrfMFwzthwKtVh4kBhluz6vQFO1-R/s1600-h/5280814_d29d1c8c63.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5373086837756086770" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9EBGtFZVZqMZB5RNNzLPB3bryhDjjCtIxtQjrBI10kIpHJbxmmPguv38e-Zk8W_q9yrzrswfS06QT0QpSgUz4VnvAEjd5lqm_ni2b4DE3QhcAMPSsrfMFwzthwKtVh4kBhluz6vQFO1-R/s320/5280814_d29d1c8c63.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 209px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></div>Tangal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia, tepat pada jam 10.00 pagi di Jalan Pengangsaan Timur 56 Jakarta.<br />
<br />
Tanggal 18 Agustus 1945, Ir Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Drs. Mohammad Hatta diangkat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Soekardjo Wijopranoto mengemukakan bahwa Presiden dan Wakil Presiden harus merupakan satu dwitunggal.<br />
<br />
Periode Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia<br />
Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya dari usaha Pemerintah Belanda yang ingin menjajah kembali. Pemerintah Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Dua kali perundingan dengan Belanda menghasilkan Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Reville, tetapi selalu berakhir dengan kegagalan akibat kecurangan pihak Belanda.<br />
<br />
Untuk mencari dukungan luar negeri, pada Juli I947, Bung Hatta pergi ke India menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi. dengan menyamar sebagai kopilot bernama Abdullah (Pilot pesawat adalah Biju Patnaik yang kemudian menjadi Menteri Baja India di masa Pemerintah Perdana Menteri Morarji Desai). Nehru berjanji, India dapat membantu Indonesia dengan protes dan resolusi kepada PBB agar Belanda dihukum.<br />
<br />
Kesukaran dan ancaman yang dihadapi silih berganti. September 1948 PKI melakukan pemberontakan. 19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan agresi kedua. Presiden dan Wapres ditawan dan diasingkan ke Bangka. Namun perjuangan Rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan terus berkobar di mana-mana. Panglima Besar Soediman melanjutkan memimpin perjuangan bersenjata.<br />
<br />
Pada tanggal 27 Desember 1949 di Den Haag, Bung Hatta yang mengetuai Delegasi Indonesia dalam Konperensi Meja Bundar untuk menerima pengakuan kedaulatan Indonesia dari Ratu Juliana.<br />
<br />
Bung Hatta juga menjadi Perdana Menteri waktu Negara Republik Indonesia Serikat berdiri. Selanjutnya setelah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bung Hatta kembali menjadi Wakil Presiden.<br />
<br />
Periode Tahun 1950-1956<br />
Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan tinggi. Dia juga tetap menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi dan koperasi. Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung Hatta mengucapkan pidato radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia. Karena besamya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung. Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan dalam bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).<br />
<br />
Pada tahun 1955, Bung Hatta mengumumkan bahwa apabila parlemen dan konsituante pilihan rakyat sudah terbentuk, ia akan mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden. Niatnya untuk mengundurkan diri itu diberitahukannya melalui sepucuk surat kepada ketua Perlemen, Mr. Sartono. Tembusan surat dikirimkan kepada Presiden Soekarno. Setelah Konstituante dibuka secara resmi oleh Presiden, Wakil Presiden Hatta mengemukakan kepada Ketua Parlemen bahwa pada tanggal l Desember 1956 ia akan meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI. Presiden Soekarno berusaha mencegahnya, tetapi Bung Hatta tetap pada pendiriannya.<br />
<br />
Pada tangal 27 Nopember 1956, ia memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum dari Universitas Gajah Mada di Yoyakarta. Pada kesempatan itu, Bung Hatta mengucapkan pidato pengukuhan yang berjudul “Lampau dan Datang”.<br />
<br />
Sesudah Bung Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, beberapa gelar akademis juga diperolehnya dari berbagai perguruan tinggi. Universitas Padjadjaran di Bandung mengukuhkan Bung Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik perekonomian. Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang Ekonomi. Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa di bidang ilmu hukum. Pidato pengukuhan Bung Hatta berjudul “Menuju Negara Hukum”.<br />
<br />
Pada tahun 1960 Bung Hatta menulis "Demokrasi Kita" dalam majalah Pandji Masyarakat. Sebuah tulisan yang terkenal karena menonjolkan pandangan dan pikiran Bung Hatta mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia waktu itu.<br />
<br />
Dalam masa pemerintahan Orde Baru, Bung Hatta lebih merupakan negarawan sesepuh bagi bangsanya daripada seorang politikus.<br />
<br />
Hatta menikah dengan Rahmi Rachim pada tanggal l8 Nopember 1945 di desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Mereka mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia Farida, Gemala Rabi'ah, dan Halida Nuriah. Dua orang putrinya yang tertua telah menikah. Yang pertama dengan Dr. Sri-Edi Swasono dan yang kedua dengan Drs. Mohammad Chalil Baridjambek. Hatta sempat menyaksikan kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan Mohamad Athar Baridjambek.<br />
<br />
Pada tanggal 15 Agustus 1972, Presiden Soeharto menyampaikan kepada Bung Hatta anugerah negara berupa Tanda Kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" pada suatu upacara kenegaraan di Istana Negara.<br />
Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta, pada usia 77 tahun dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Berikut Biodata dari Mohammad Hatta</span><br />
<br />
Nama : Dr. Mohammad Hatta (Bung Hatta)<br />
<br />
Lahir : Bukittinggi, 12 Agustus 1902<br />
<br />
Wafat : Jakarta, 14 Maret 1980<br />
<br />
Istri : (Alm.) Rahmi Rachim<br />
<br />
Anak :<br />
<br />
* Meutia Farida<br />
* Gemala<br />
* Halida Nuriah<br />
<br />
Gelar Pahlawan : Pahlawan Proklamator RI tahun 1986<br />
<br />
Pendidikan :<br />
<br />
* Europese Largere School (ELS) di Bukittinggi (1916)<br />
* Meer Uirgebreid Lagere School (MULO) di Padang (1919)<br />
* Handel Middlebare School (Sekolah Menengah Dagang), Jakarta (1921)<br />
* Gelar Drs dari Nederland Handelshogeschool, Rotterdam, Belanda (1932)<br />
<br />
Karir :<br />
<br />
* Bendahara Jong Sumatranen Bond, Padang (1916-1919)<br />
* Bendahara Jong Sumatranen Bond, Jakarta (1920-1921)<br />
* Ketua Perhimpunan Indonesia di Belanda (1925-1930)<br />
* Wakil delegasi Indonesia dalam gerakan Liga Melawan Imperialisme dan Penjajahan, Berlin (1927-1931)<br />
* Ketua Panitia (PNI Baru) Pendidikan Nasional Indonesia (1934-1935)<br />
* Kepala Kantor Penasihat pada pemerintah Bala Tentara Jepang (April 1942)<br />
* Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (Mei 1945)<br />
* Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (7 Agustus 1945)<br />
* Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustus 1945)<br />
* Wakil Presiden Republik Indonesia pertama (18 Agustus 1945)<br />
* Wakil Presiden merangkap Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan (Januari 1948 - Desember 1949)<br />
* Ketua Delegasi Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag dan menerima penyerahan kedaulatan dari Ratu Juliana (1949)<br />
* Wakil Presiden merangkap Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Kabinet Republik Indonesia Serikat (Desember 1949 - Agustus 1950)<br />
* Dosen di Sesko Angkatan Darat, Bandung (1951-1961)<br />
* Dosen di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1954-1959)<br />
* Penasihat Presiden dan Penasihat Komisi IV tentang masalah korupsi (1969)<br />
* Ketua Panitia Lima yang bertugas memberikan perumusan penafsiran mengenai Pancasila (1975)INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-80353506832341590842012-06-21T19:14:00.000-07:002012-06-21T19:14:15.961-07:00Susilo Bambang YudhoyonoIndonesiabersatuu.blogspot.com ~ Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.<br />
<div class="fullpost"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzz20FCVATd4ipANv-EDv581oi9E2Veqp4GSbtt_zMCPe5tr6xy3DnR9BqnNViU0_EYTpBsgcdikgcITBheX9gAYOEZffFVdJiZmLPZoFpJpnduB_3kx-EhRk11ck0IsH6JlmygWveQfcQ/s1600/sby-presiden-republik-indonesia-2009-2014.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="[sby-presiden-republik-indonesia-2009-2014.jpg]" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzz20FCVATd4ipANv-EDv581oi9E2Veqp4GSbtt_zMCPe5tr6xy3DnR9BqnNViU0_EYTpBsgcdikgcITBheX9gAYOEZffFVdJiZmLPZoFpJpnduB_3kx-EhRk11ck0IsH6JlmygWveQfcQ/s1600/sby-presiden-republik-indonesia-2009-2014.jpg" /></a><br />
<br />
Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).<br />
<br />
Pendidikan SR adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).<br />
<br />
Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itu, beliau mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, belaiu meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya.<br />
<br />
Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.<br />
<br />
Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam berbagai operasi militer. Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak. Kefasihan berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.<br />
<br />
Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982). Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, itu SBY kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun 1982 hingga 1983, beliau mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983. Kemudian mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)<br />
<br />
Lalu beliau dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).<br />
<br />
Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama kemudian, SBY dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).</div><div style="clear: both; margin: 10px 0;"> </div><br />
Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Dan akhirnya, pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di attas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau dilantik menjadi Presiden RI ke-6.<br />
<br />
Berikut ini data lengkap tentang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf1NuPsQH-WKDhZ6JGzD1yKCcnelJDo_PEuk__QrKHNAST_ApqyJh3Ua2ckmROmUI4TSJ2R5LAgc70jMm8at85WY_89ym0gobKYjIqw4xSYJD89CIo4z3ayWHOWglNSNzTqGF4bP2uX4Le/s1600-h/sby-man1.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345666135951908482" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf1NuPsQH-WKDhZ6JGzD1yKCcnelJDo_PEuk__QrKHNAST_ApqyJh3Ua2ckmROmUI4TSJ2R5LAgc70jMm8at85WY_89ym0gobKYjIqw4xSYJD89CIo4z3ayWHOWglNSNzTqGF4bP2uX4Le/s320/sby-man1.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
Nama : Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono<br />
<br />
Lahir : Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949<br />
<br />
Agama : Islam<br />
<br />
Jabatan : Presiden Republik Indonesia ke-6<br />
<br />
Istri : Kristiani Herawati, putri ketiga (Alm) Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo<br />
<br />
Anak : Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono<br />
<br />
Ayah : Letnan Satu (Peltu) R. Soekotji<br />
<br />
Ibu : Sitti Habibah<br />
<br />
Pendidikan :<br />
<br />
* Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973<br />
* American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976<br />
* Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976<br />
* Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983<br />
* On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983<br />
* Jungle Warfare School, Panama, 1983<br />
* Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984<br />
* Kursus Komando Batalyon, 1985<br />
* Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989<br />
* Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS<br />
* Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS<br />
<br />
Karier :<br />
<br />
* Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)<br />
* Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)<br />
* Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)<br />
* Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)<br />
* Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)<br />
* Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)<br />
* Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)<br />
* Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)<br />
* Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)<br />
* Dosen Seskoad (1989-1992)<br />
* Korspri Pangab (1993)<br />
* Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)<br />
* Asops Kodam Jaya (1994-1995)<br />
* Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)<br />
* Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)<br />
* Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)<br />
* Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda<br />
* Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)<br />
* Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)<br />
* Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)<br />
* Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid)<br />
* Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnopotri) mengundurkan diri 11 Maret 2004<br />
<br />
Penugasan : Operasi Timor Timur 1979-1980 dan 1986-1988<br />
<br />
Penghargaan :<br />
<br />
* Adi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)<br />
* Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek), 1973<br />
* Satya Lencana Seroja, 1976<br />
* Honorour Graduated IOAC, USA, 1983<br />
* Satya Lencana Dwija Sista, 1985<br />
* Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989<br />
* Dosen Terbaik Seskoad, 1989<br />
* Satya Lencana Santi Dharma, 1996<br />
* Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996<br />
* Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996<br />
* Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998<br />
* Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998<br />
* Wing Penerbang TNI-AU, 1998<br />
* Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998<br />
* Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999<br />
* Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999<br />
* Bintang Dharma, 1999<br />
* Bintang Maha Putera Utama, 1999<br />
* Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003<br />
* Bintang Asia (Star of Asia) dari BusinessWeek, 2005<br />
* Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari Sultan Brunei<br />
* Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio, 2006<br />
<br />
Alamat : Jl. Alternatif Cibubur Puri Cikeas Indah No. 2 Desa Nagrag Kec. Gunung Putri Bogor 16967INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-56389459806276610842012-06-21T19:12:00.002-07:002012-06-21T19:12:37.236-07:00Megawati Soekarno Putri<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRYCZZC0hq_8Q_wnOk_d-hkS8_6ZIIHKoDhbQTyf4dUZIwm9JCJOzd7bdHKklGktQ3CBQcmEcHc-gENqyDPpNxFBEcBltCn2DVvVUQQL1ZMSw8HN0YrzMcsF9lIl-wGPliAK_t_eJEJmhP/s1600/mega.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="[mega.jpg]" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRYCZZC0hq_8Q_wnOk_d-hkS8_6ZIIHKoDhbQTyf4dUZIwm9JCJOzd7bdHKklGktQ3CBQcmEcHc-gENqyDPpNxFBEcBltCn2DVvVUQQL1ZMSw8HN0YrzMcsF9lIl-wGPliAK_t_eJEJmhP/s1600/mega.jpg" /></a>Indonesiabersatuu.blogspot.com ~ Bernama Lengkap Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri atau akrab di sapa Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Sebelum diangkat sebagai presiden, beliau adalah Wakil Presiden RI yang ke-8 dibawah pemerintahan Abdurrahman Wahid. Megawati adalah putri sulung dari Presiden RI pertama yang juga proklamator, Soekarno dan Fatmawati. Megawati, pada awalnya menikah dengan pilot Letnan Satu Penerbang TNI AU, Surendro dan dikaruniai dua anak lelaki bernama Mohammad Prananda dan Mohammad Rizki Pratama.<br />
<div class="fullpost"><br />
<br />
Pada suatu tugas militer, tahun 1970, di kawasan Indonesia Timur, pilot Surendro bersama pesawat militernya hilang dalam tugas. Derita tiada tara, sementara anaknya masih kecil dan bayi. Namun, derita itu tidak berkepanjangan, tiga tahun kemudian Mega menikah dengan pria bernama Taufik Kiemas, asal Ogan Komiring Ulu, Palembang. Kehidupan keluarganya bertambah bahagia, dengan dikaruniai seorang putri Puan Maharani. Kehidupan masa kecil Megawati dilewatkan di Istana Negara. Sejak masa kanak-kanak, Megawati sudah lincah dan suka main bola bersama saudaranya Guntur. Sebagai anak gadis, Megawati mempunyai hobi menari dan sering ditunjukkan di hadapan tamu-tamu negara yang berkunjung ke Istana.<br />
<br />
Wanita bernama lengkap Dyah Permata Megawati Soekarnoputri ini memulai pendidikannya, dari SD hingga SMA di Perguruan Cikini, Jakarta. Sementara, ia pernah belajar di dua Universitas, yaitu Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung (1965-1967) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972). Kendati lahir dari keluarga politisi jempolan, Mbak Mega -- panggilan akrab para pendukungnya -- tidak terbilang piawai dalam dunia politik. Bahkan, Megawati sempat dipandang sebelah mata oleh teman dan lawan politiknya. Beliau bahkan dianggap sebagai pendatang baru dalam kancah politik, yakni baru pada tahun 1987. Saat itu Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menempatkannya sebagai salah seorang calon legislatif dari daerah pemilihan Jawa Tengah, untuk mendongkrak suara.<br />
<br />
Masuknya Megawati ke kancah politik, berarti beliau telah mengingkari kesepakatan keluarganya untuk tidak terjun ke dunia politik. Trauma politik keluarga itu ditabraknya. Megawati tampil menjadi primadona dalam kampanye PDI, walau tergolong tidak banyak bicara. Ternyata memang berhasil. Suara untuk PDI naik. Dan beliau pun terpilih menjadi anggota DPR/MPR. Pada tahun itu pula Megawati terpilih sebagai Ketua DPC PDI Jakarta Pusat.<br />
<br />
Tetapi, kehadiran Mega di gedung DPR/MPR sepertinya tidak terasa. Tampaknya, Megawati tahu bahwa beliau masih di bawah tekanan. Selain memang sifatnya pendiam, belaiu pun memilih untuk tidak menonjol mengingat kondisi politik saat itu. Maka belaiu memilih lebih banyak melakukan lobi-lobi politik di luar gedung wakil rakyat tersebut. Lobi politiknya, yang silent operation, itu secara langsung atau tidak langsung, telah memunculkan terbitnya bintang Mega dalam dunia politik. Pada tahun 1993 dia terpilih menjadi Ketua Umum DPP PDI. Hal ini sangat mengagetkan pemerintah pada saat itu.<br />
<br />
Proses naiknya Mega ini merupakan cerita menarik pula. Ketika itu, Konggres PDI di Medan berakhir tanpa menghasilkan keputusan apa-apa. Pemerintah mendukung Budi Hardjono menggantikan Soerjadi. Lantas, dilanjutkan dengan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa di Surabaya. Pada kongres ini, nama Mega muncul dan secara telak mengungguli Budi Hardjono, kandidat yang didukung oleh pemerintah itu. Mega terpilih sebagai Ketua Umum PDI. Kemudian status Mega sebagai Ketua Umum PDI dikuatkan lagi oleh Musyawarah Nasional PDI di Jakarta.<br />
<br />
Namun pemerintah menolak dan menganggapnya tidak sah. Karena itu, dalam perjalanan berikutnya, pemerintah mendukung kekuatan mendongkel Mega sebagai Ketua Umum PDI. Fatimah Ahmad cs,</div><div style="clear: both; margin: 10px 0;"> <center> <ins style="border: none; display: inline-table; height: 280px; margin: 0; padding: 0; position: relative; visibility: visible; width: 336px;"><ins id="aswift_0_anchor" style="border: none; display: block; height: 280px; margin: 0; padding: 0; position: relative; visibility: visible; width: 336px;"></ins></ins> </center> </div>atas dukungan pemerintah, menyelenggarakan Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, untuk menaikkan kembali Soerjadi. Tetapi Mega tidak mudah ditaklukkan. Karena Mega dengan tegas menyatakan tidak mengakui Kongres Medan. Mega teguh menyatakan dirinya sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, sebagai simbol keberadaan DPP yang sah, dikuasai oleh pihak Mega. Para pendukung Mega tidak mau surut satu langkah pun. Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor itu.<br />
<br />
Soerjadi yang didukung pemerintah pun memberi ancaman akan merebut secara paksa kantor DPP PDI itu. Ancaman itu kemudian menjadi kenyataan. Pagi, tanggal 27 Juli 1996 kelompok Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Namun, hal itu tidak menyurutkan langkah Mega. Malah, dia makin memantap langkah mengibarkan perlawanan. Tekanan politik yang amat telanjang terhadap Mega itu, menundang empati dan simpati dari masyarakat luas.<br />
<br />
Mega terus berjuang. PDI pun menjadi dua. Yakni, PDI pimpinan Megawati dan PDI pimpinan Soerjadi. Massa PDI lebih berpihak dan mengakui Mega. Tetapi, pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Akibatnya, PDI pimpinan Mega tidak bisa ikut Pemilu 1997. Setelah rezim Orde Baru tumbang, PDI Mega berubah nama menjadi PDI Perjuangan. Partai politik berlambang banteng gemuk dan bermulut putih itu berhasil memenangkan Pemilu 1999 dengan meraih lebih tiga puluh persen suara. Kemenangan PDIP itu menempatkan Mega pada posisi paling patut menjadi presiden dibanding kader partai lainnya. Tetapi ternyata pada SU-MPR 1999, Mega kalah.<br />
<br />
Tetapi, posisi kedua tersebut rupanya sebuah tahapan untuk kemudian pada waktunya memantapkan Mega pada posisi sebagai orang nomor satu di negeri ini. Sebab kurang dari dua tahun, tepatnya tanggal 23 Juli 2001 anggota MPR secara aklamasi menempatkan Megawati duduk sebagai Presiden RI ke-5 menggantikan KH Abdurrahman Wahid. Megawati menjadi presiden hingga 20 Oktober 2003. Setelah habis masa jabatannya, Megawati kembali mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan presiden langsung tahun 2004. Namun, beliau gagal untuk kembali menjadi presiden setelah kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono yang akhirnya menjadi Presiden RI ke-6.<br />
<br />
Biodata :<br />
<br />
Nama :<br />
Dr (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri<br />
Nama Lengkap :<br />
Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri<br />
Lahir :<br />
Yogyakarta, 23 Januari 1947<br />
Agama :<br />
Islam<br />
Suami :<br />
Taufik Kiemas<br />
Anak:<br />
3 orang, (2 putra, 1 putri)<br />
<br />
Karir :<br />
:: Presiden Ke-5 RI (2001 – 2004)<br />
:: Wakil Presiden RI (1999- 2001)<br />
:: Anggota DPR/MPR RI (1999)<br />
:: Anggota DPR/MPR RI (1987-1992)<br />
Organisasi :<br />
:: Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, April 2000-2005 dan 2005-2009<br />
<br />
Alamat Rumah:<br />
:: Jalan Teuku Umar 27-A, Jakarta Pusat<br />
:: Jl. Kebagusan IV No 45 RT 010 RW 04, Kel. Kebagusan Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan<br />
<br />
Perjalanan karir<br />
1. Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonsia (Bandung), (1965)<br />
2. Anggota DPR-RI, (1993)<br />
3. Anggota Fraksi PDI Komisi IV<br />
4. Ketua DPC PDI Jakarta Pusat, Anggota FPDI DPR-RI, (1987-1997)<br />
5. Ketua Umum PDI versi<br />
6. Munas Kemang (1993-sekarang) PDI yang dipimpinnya berganti nama menjadi PDI Perjuangan pada 1999-sekarang<br />
7. Wakil Presiden RI, (Oktober 1999-23 Juli 2001)<br />
8. Presiden RI ke-5, (23 Juli 2001-2004)<br />
Perjalanan pendidikan<br />
1. SD Perguruan Cikini Jakarta, (1954-1959)<br />
2. SLTP Perguruan Cikini Jakarta, (1960-1962)<br />
3. SLTA Perguruan Cikini Jakarta, (1963-1965)<br />
4. Fakultas Pertanian UNPAD Bandung (1965-1967), (tidak selesai)<br />
5. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972), (tidak selesai).INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-8573640828758586032012-06-21T19:09:00.000-07:002012-06-21T19:09:58.067-07:00K.H Abdurahman Wahid<a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:v1Jg9FP3ZDDpYM:http://www.etan.org/estafeta/00/spring/capt.indonesia_wahid.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:v1Jg9FP3ZDDpYM:http://www.etan.org/estafeta/00/spring/capt.indonesia_wahid.jpg" border="0" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:v1Jg9FP3ZDDpYM:http://www.etan.org/estafeta/00/spring/capt.indonesia_wahid.jpg" /></a>Indonesiabersatuu.blogspot.com ~ Abdurrahman Wahid dilahirkan tanggal 4 Agustus 1940 di desa Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Abdurrahman “Addakhil”, demikian nama lengkapnya. Secara leksikal, “Addakhil” berarti “Sang Penakluk”, sebuah nama yang diambil Wahid Hasyim, orang tuanya, dari seorang perintis Dinasti Umayyah yang telah menancapkan tonggak kejayaan Islam di Spanyol. Belakangan kata “Addakhil” tidak cukup dikenal dan diganti nama “Wahid”, Abdurrahman Wahid, dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. “Gus” adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati “abang” atau “mas”. <br />
Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Ayahnya adalah KH. Wahid Hasyim Putra dari KH Hasyim Asy’Ari seorang pendiri organisasi besar Nahdlatul Ulama. Sedangkan Ibunya bernama Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri.<br />
<strong>Nasab Gus Dur sampai kepada Rasulullah</strong><br />
Gusdur adalah seorang <em>Saadah</em> atau Alawiyin dan nasab keluarga ini telah dipublikasikan di dalam kitab Talkhis karya Abdullah bin Umar Assathiri. Sumber ini konon telah diteliti dan direstui oleh <em>Rais Aam Jam’iyah Ahlith Thoriqoh Al-Muktabaroh An-Nahdliyyah</em> oleh KH. Habib Lutfi Ali Yahya asal Pekalongan. Menurut sumber itu, nasab lengkap Gusdur adalah sebagai berikut :<br />
<strong>KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)</strong>bin <strong>KH. Abdul Wahid Hasyim</strong> bin <strong>KH. Hasyim Asy’ari</strong> bin <strong>KH. As’ari</strong> bin <strong>Abu Sarwan</strong> bin <strong>Abdul Wahid</strong> bin <strong>Abdul Halim</strong> bin <strong>Abdurrohman (P. Sambud Bagda)</strong> bin <strong>Abdul Halim (P. Benawa)</strong> bin <strong>Abdurrohman (Jaka Tingkir)</strong> bin <strong>Ainul Yaqin (Sunan Giri)</strong> bin <strong>Ishak</strong> bin <strong>Ibrohim Asmuro</strong> bin<strong>Jamaludin Khusen</strong> bin <strong>Ahmad Syah Jalal</strong> bin <strong>Abdulloh Khon</strong> bin <strong>Amir Abdul Malik</strong> bin <strong>Alawi </strong> bin <strong>Muhammad Shohibul Mirbat</strong> bin <strong>Ali Choli’ Qosam</strong> bin <strong>Alawi Muhammad</strong> bin <strong>Muhammad</strong> bin <strong>Alawi</strong> bin <strong>Ubaidillah</strong> bin <strong>Ahmad Al-Muhajir Ilallah</strong> bin <strong>Isa Arrumi</strong> bin <strong>Muhammad Annaqib</strong> bin <strong>Ali Al-’Uroidi</strong> bin <strong>Ja’far Shodiq</strong> bin <strong>Muhammad Al-Baqir</strong> bin <strong>Ali Zaenal Abidin</strong> bin <strong>Husein</strong> putra <strong>Siti Fathimah Az-Zahro</strong> binti <strong>Rasulillah, Muhammad saw</strong><br />
Mengenai nasab ini Gus Dur pernah mengatakan<br />
<em>Di Sanaa (Shon’aa), ibukota Republik Yaman, ditengah jamuan kenegaraan menyambut kunjungan resmi Presiden Republik Indonesia, di hadapan Presiden Ali Abdallah Salih dan para tokoh dari qabilah-qabilah utama di Yaman, Presiden Abdurrahman Wahid menegaskan,“Ana kaman Yamaani… min Basyaiban!”</em><br />
<em>(Saya ini juga orang Yaman… dari marga Basyaiban). Sumber</em> ada seorang teman yang memberikan <strong>testimoni mengenai Gus Dur</strong><br />
<strong><em>Isteri dan Putranya</em></strong><br />
Dari perkawinannya dengan Sinta Nuriyah, mereka dikarunia empat orang anak, yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba Arifah Chafsoh, Annita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari .<br />
<span id="more-3087"></span><br />
<strong><em>Masa Kanaknya</em></strong><br />
Pada tahun 1949, ketika clash dengan pemerintahan Belanda telah berakhir, ayahnya diangkat sebagai Menteri Agama pertama, sehingga keluarga Wahid Hasyim pindah ke Jakarta. Dengan demikian suasana baru telah dimasukinya. Tamu-tamu, yang terdiri dari para tokoh-dengan berbagai bidang profesi-yang sebelumnya telah dijumpai di rumah kakeknya, terus berlanjut ketika ayahnya menjadi Menteri agama. Hal ini memberikan pengalaman tersendiri bagi seorang anak bernama Abdurrahman Wahid. Secara tidak langsung, Gus Dur juga mulai berkenalan dengan dunia politik yang didengar dari kolega ayahnya yang sering mangkal di rumahnya. Sejak masa kanak-kanak, Gus Dur mempunyai kegemaran membaca dan rajin memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu beliau juga aktif berkunjung keperpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun Gus Dur telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan buku-buku. Di samping membaca, beliau juga hobi bermain bola, catur dan musik.<br />
<strong><em>Kehilangan Ayahnya</em></strong><br />
Sejak masa kanak-kanak, ibunya telah ditandai berbagai isyarat bahwa Gus Dur akan mengalami garis hidup yang berbeda dan memiliki kesadaran penuh akan tanggung jawab terhadap NU. Pada bulan April 1953, Gus Dur pergi bersama ayahnya mengendarai mobil ke daerah Jawa Barat untuk meresmikan madrasah baru. Di suatu tempat di sepanjang pegunungan antara Cimahi dan Bandung, mobilnya mengalami kecelakaan. Gus Dur bisa diselamatkan, akan tetapi ayahnya meninggal. Kematian ayahnya membawa pengaruh tersendiri dalam kehidupannya.<br />
Bahkan Gus Dur, pernah diminta untuk menjadi komentator sepak bola di televisi. Kegemaran lainnya, yang ikut juga melengkapi hobinya adalah menonton bioskop. Kegemarannya ini menimbulkan apresiasi yang mendalam dalam dunia film. Inilah sebabnya mengapa Gu Dur pada tahun 1986-1987 diangkat sebagai ketua juri Festival Film Indonesia.<br />
<strong><em>Masa Remaja Gusdur</em></strong><strong><em></em></strong><br />
Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo. Di dua tempat inilah pengembangan ilmu pengetahuan mulai meningkat. Masa berikutnya, Gus Dur tinggal di Jombang, di pesantren Tambak Beras, sampai kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Sebelum berangkat ke Mesir, pamannya telah melamarkan seorang gadis untuknya, yaitu Sinta Nuriyah anak Haji Muh. Sakur. Perkawinannya dilaksanakan ketika Gus Dur berada di Mesir.<br />
<strong><em>Pengalaman Pendidikan</em></strong><strong><em></em></strong><br />
Pertama kali belajar, Gus Dur kecil belajar pada sang kakek, K.H. Hasyim Asy’ari. Saat serumah dengan kakeknya, ia diajari mengaji dan membaca al-Qur’an. Dalam usia lima tahun ia telah lancar membaca al-Qur’an. Pada saat sang ayah pindah ke Jakarta, di samping belajar formal di sekolah, Gus Dur masuk juga mengikuti les privat Bahasa Belanda. Guru lesnya bernama Willem Buhl, seorang Jerman yang telah masuk Islam, yang mengganti namanya dengan Iskandar. Untuk menambah pelajaran Bahasa Belanda tersebut, Buhl selalu menyajikan musik klasik yang biasa dinikmati oleh orang dewasa. Inilah pertama kali persentuhan Gu Dur dengan dunia Barat dan dari sini pula Gus Dur mulai tertarik dan mencintai musik klasik.<br />
Menjelang kelulusannya di Sekolah Dasar, Gus Dur memenangkan lomba karya tulis (mengarang) se-wilayah kota Jakarta dan menerima hadiah dari pemerintah. Pengalaman ini menjelaskan bahwa Gus Dur telah mampu menuangkan gagasan/ide-idenya dalam sebuah tulisan. Karenanya wajar jika pada masa kemudian tulisan-tulisan Gus Dur menghiasai berbagai media massa.<br />
Setelah lulus dari Sekolah Dasar, Gus Dur dikirim orang tuanya untuk belajar di Yogyakarta. Pada tahun 1953 ia masuk SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) Gowongan, sambil mondok di pesantren Krapyak. Sekolah ini meskipun dikelola oleh Gereja Katolik Roma, akan tetapi sepenuhnya menggunakan kurikulum sekuler. Di sekolah ini pula pertama kali Gus Dur belajar Bahasa Inggris. Karena merasa terkekang hidup dalam dunia pesantren, akhirnya ia minta pindah ke kota dan tinggal di rumah Haji Junaidi, seorang pimpinan lokal Muhammadiyah dan orang yang berpengaruh di SMEP. Kegiatan rutinnya, setelah shalat subuh mengaji pada K.H. Ma’shum Krapyak, siang hari sekolah di SMEP, dan pada malam hari ia ikut berdiskusi bersama dengan Haji Junaidi dan anggota Muhammadiyah lainnya.<br />
<strong><em>Petualangan Universitas Gusdur</em></strong><br />
Pada usia 22 tahun, Gus Dur berangkat ke tanah suci, untuk menunaikan ibadah haji, yang kemudian diteruskan ke Mesir untuk melanjutkan studi di Universitas al-Azhar. Pertama kali sampai di Mesir, ia merasa kecewa karena tidak dapat langsung masuk dalam Universitas al-Azhar, akan tetapi harus masuk Aliyah (semacam sekolah persiapan). Di sekolah ia merasa bosan, karena harus mengulang mata pelajaran yang telah ditempuhnya di Indonesia. Untuk menghilangkan kebosanan, Gus Dur sering mengunjungi perpustakaan dan pusat layanan informasi Amerika (USIS) dan toko-toko buku dimana ia dapat memperoleh buku-buku yang dikehendaki.<br />
Terdapat kondisi yang menguntungkan saat Gus Dur berada di Mesir, di bawah pemerintahan Presiden Gamal Abdul Nasr, seorang nasioonalis yang dinamis, Kairo menjadi era keemasan kaum intelektual. Kebebasan untuk mengeluarkkan pendapat mendapat perlindungan yang cukup.<br />
Pada tahun 1966 Gus Dur pindah ke Irak, sebuah negara modern yang memiliki peradaban Islam yang cukup maju. Di Irak ia masuk dalam Departement of Religion di Universitas Bagdad samapi tahun 1970. Selama di Baghdad Gus Dur mempunyai pengalaman hidup yang berbeda dengan di Mesir. Di kota seribu satu malam ini Gus Dur mendapatkan rangsangan intelektual yang tidak didapatkan di Mesir. Pada waktu yang sama ia kembali bersentuhan dengan buku-buku besar karya sarjana orientalis Barat. Ia kembali menekuni hobinya secara intensif dengan membaca hampir semua buku yang ada di Universitas.Sepulang dari pengembaraannya mencari ilmu, Gus Dur kembali ke Jombang dan memilih menjadi guru.<br />
<strong><em>PENGALAMAN ORGANISASI<br />
</em></strong><br />
2003 Gerakan Moral Rekonsiliasi Nasional Penasihat<br />
2002 Solidaritas Korban Pelanggaran HAM Penasihat<br />
1990 Forum Demokrasi Pendiri dan Anggota<br />
1986-1987 Festifal Film Indonesia Juri<br />
1982-1985 Dewan Kesenian Jakarta Ketua Umum<br />
1965 Himpunan Pemuda Peladjar Indonesia di Cairo “ United Arab Republic (Mesir) Wakil Ketua<br />
Perjalanan Karir<br />
<strong><em>Menjadi Guru</em></strong><br />
Sepulang dari pegembaraanya mencari ilmu, Gus Dur kembali ke Jombang dan memilih menjadi guru. Pada tahun 1971, tokoh muda ini bergabung di Fakultas Ushuludin Universitas Tebu Ireng Jombang. Tiga tahun kemudian ia menjadi sekretaris Pesantren Tebu Ireng, dan pada tahun yang sama Gus Dur mulai menjadi penulis. Ia kembali menekuni bakatnya sebagaii penulis dan kolumnis. Lewat tulisan-tulisan tersebut gagasan pemikiran Gus Dur mulai mendapat perhatian banyak. Djohan Efendi, seorang intelektual terkemuka pada masanya, menilai bahwa Gus Dur adalah seorang pencerna, mencerna semua pemikiran yang dibacanya, kemudian diserap menjadi pemikirannya tersendiri. Sehingga tidak heran jika tulisan-tulisannya jarang menggunakan foot note.<br />
<strong><em>Sekretaris P Psantren</em></strong><br />
Pada tahun 1974 Gus Dur diminta pamannya, K.H. Yusuf Hasyim untuk membantu di Pesantren Tebu Ireng Jombang dengan menjadi sekretaris. Dari sini Gus Dur mulai sering mendapatkan undangan menjadi nara sumber pada sejumlah forum diskusi keagamaan dan kepesantrenan, baik di dalam maupun luar negeri. Selanjutnya Gus Dur terlibat dalam kegiatan LSM. Pertama di LP3ES bersama Dawam Rahardjo, Aswab Mahasin dan Adi Sasono dalam proyek pengembangan pesantren, kemudian Gus Dur mendirikan P3M yang dimotori oleh LP3ES.<br />
<strong><em>Mendirikan Pesantren Ciganjur.</em></strong><br />
Pada tahun 1979 Gus Dur pindah ke Jakarta. Mula-mula ia merintis Pesantren Ciganjur. Sementara pada awal tahun 1980 Gus Dur dipercaya sebagai wakil katib syuriah PBNU. Di sini Gus Dur terlibat dalam diskusi dan perdebatan yang serius mengenai masalah agama, sosial dan politik dengan berbagai kalangan lintas agama, suku dan disiplin. Gus Dur semakin serius menulis dan bergelut dengan dunianya, baik di lapangan kebudayaan, politik, maupun pemikiran keislaman. Karier yang dianggap ‘menyimpang’-dalam kapasitasnya sebagai seorang tokoh agama sekaligus pengurus PBNU-dan mengundang cibiran adalah ketika menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahunn 1983. Ia juga menjadi ketua juri dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1986, 1987.<br />
<strong><em>Ketua PB NU</em></strong><br />
Pada tahun 1984 Gus Dur dipilih secara aklamasi oleh sebuah tim ahl hall wa al-’aqdi yang diketuai K.H. As’ad Syamsul Arifin untuk menduduki jabatan ketua umum PBNU pada muktamar ke-27 di Situbondo. Jabatan tersebut kembali dikukuhkan pada muktamar ke-28 di pesantren Krapyak Yogyakarta (1989), dan muktamar di Cipasung Jawa Barat (1994). Jabatan ketua umum PBNU kemudian dilepas ketika Gus Dur menjabat presiden RI ke-4. Meskipun sudah menjadi presiden, ke-nyleneh-an Gus Dur tidak hilang, bahkan semakin diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Dahulu, mungkin hanya masyarakat tertentu, khususnya kalangan nahdliyin yang merasakan kontroversi gagasannya. Sekarang seluruh bangsa Indonesia ikut memikirkan kontroversi gagasan yang dilontarkan oleh K.H. Abdurrahman Wahid.<br />
Catatan perjalanan karier Gus Dur yang patut dituangkan dalam pembahasan ini adalah menjadi ketua Forum Demokrasi untuk masa bakti 1991-1999, dengan sejumlah anggota yang terdiri dari berbagai kalangan, khususnya kalangan nasionalis dan non muslim. Anehnya lagi, Gus Dur menolak masuk dalam organisasi ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia). Tidak hanya menolak bahkan menuduh organisai kaum ‘elit Islam’ tersebut dengan organisasi sektarian.<br />
Dari paparan tersebut di atas memberikan gambaran betapa kompleks dan rumitnya perjalanan Gus Dur dalam meniti kehidupannya, bertemu dengan berbagai macam orang yang hidup dengan latar belakang ideologi, budaya, kepentingan, strata sosial dan pemikiran yang berbeda. Dari segi pemahaman keagamaan dan ideologi, Gus Dur melintasi jalan hidup yang lebih kompleks, mulai dari yang tradisional, ideologis, fundamentalis, sampai moderrnis dan sekuler. Dari segi kultural, Gus Dur mengalami hidup di tengah budaya Timur yang santun, tertutup, penuh basa-basi, sampai denga budaya Barat yang terbuka, modern dan liberal. Demikian juga persentuhannya dengan para pemikir, mulai dari yang konservatif, ortodoks sampai yang liberal dan radikal semua dialami.<br />
Pemikiran Gus Dur mengenai agama diperoleh dari dunia pesantren. Lembaga inilah yang membentuk karakter keagamaan yang penuh etik, formal, dan struktural. Sementara pengembaraannya ke Timur Tengah telah mempertemukan Gus Dur dengan berbagai corak pemikirann Agama, dari yang konservatif, simbolik-fundamentalis sampai yang liberal-radikal. Dalam bidang kemanusiaan, pikiran-pikiran Gus Dur banyak dipengaruhi oleh para pemikir Barat dengan filsafat humanismenya. Secara rasa maupun praktek prilaku yang humanis, pengaruh para kyai yang mendidik dan membimbingnya mempunyai andil besar dalam membentuk pemikiran Gus Dur. Kisah tentang Kyai Fatah dari Tambak Beras, KH. Ali Ma’shum dari Krapyak dan Kyai Chudhori dari Tegalrejo telah membuat pribadi Gus Dur menjadi orang yang sangat peka pada sentuhan-sentuhan kemanusiaan.<br />
Dari segi kultural, Gus Dur melintasi tiga model lapisan budaya. Pertama, Gus Dur bersentuhan dengan kultur dunia pesantren yang sangat hierarkis, tertutup, dan penuh dengan etika yang serba formal; kedua, dunia Timur yang terbuka dan keras; dan ketiga, budaya Barat yang liberal, rasioal dan sekuler. Kesemuanya tampak masuk dalam pribadi dan membetuk sinergi. Hampir tidak ada yang secara dominan berpengaruh membentuk pribadi Gus Dur. Sampai sekarang masing-masing melakukan dialog dalam diri Gus Dur. Inilah sebabnya mengapa Gus Dur selalu kelihatan dinamis dan suliit dipahami. Kebebasannya dalam berpikir dan luasnya cakrawala pemikiran yang dimilikinya melampaui batas-batas tradisionalisme yang dipegangi komunitasnya sendiri.<br />
<strong><em>Presiden RI</em></strong><br />
<strong><em>Gusdur menjadi Presiden RI ke Empat 1999 s/d 2001</em></strong><br />
<strong><em>Penghargaan</em></strong><strong><em></em></strong><br />
2004 Anugrah Mpu Peradah, DPP Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, Jakarta, Indonesia<br />
2004 The Culture of Peace Distinguished Award 2003, International Culture of Peace Project Religions for Peace, Trento, Italia<br />
2003 Global Tolerance Award, Friends of the United Nations, New York, Amerika Serikat<br />
2003 World Peace Prize Award, World Peace Prize Awarding Council (WPPAC), Seoul, Korea Selatan<br />
2003 Dare to Fail Award , Billi PS Lim, penulis buku paling laris “Dare to Failâ€, Kuala Lumpur, Malaysia<br />
2002 Pin Emas NU, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, Indonesia.<br />
2002 Gelar Kanjeng Pangeran Aryo (KPA), Sampeyan dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XII, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia<br />
2001 Public Service Award, Universitas Columbia , New York , Amerika Serikat<br />
2000 Ambassador of Peace, International and Interreligious Federation for World peace (IIFWP), New York, Amerika Serikat<br />
2000 Paul Harris Fellow, The Rotary Foundation of Rotary International<br />
1998 Man of The Year, Majalah REM, Indonesia<br />
1993 Magsaysay Award, Manila , Filipina<br />
<strong><em>DOKTOR KEHORMATAN </em></strong><br />
2003 Netanya University , Israel<br />
2003 Konkuk University, Seoul, South Korea<br />
2003 Sun Moon University, Seoul, South Korea<br />
2002 Soka Gakkai University, Tokyo, Japan<br />
2000 Thammasat University, Bangkok, Thailand<br />
2001 Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand<br />
2000Pantheon Sorborne University, Paris, France<br />
1999 Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand<br />
<strong><em>HOBI<br />
</em></strong>Mendengarkan dan menyaksikan pagelaran Wayang Kulit.<br />
Mendengarkan musik, terutama lagu-lagu karya Beethoven berjudul Symphony No. 9 th, Mozart dalam 20 th piano concerto, Umm Khulsum dari Mesir, Janis Joplin dan penyanyi balada Ebiet G. Ade.<br />
Mengamati pertandingan sepak bola, terutama liga Amerika latin dan liga Eropa.<br />
Mendengarkan audio book, terutama mengenai sejarah dan biografi.<br />
Abdurrahman Wahid telah menghasilkan beberapa buah buku. Hingga saat ini dia terus menulis kolom di sejumlah surat kabar. Selain itu, dia masih aktif memberikan ceramah kepada publik di dalam maupun luar negeri.INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-21839379503223608442012-06-21T19:05:00.000-07:002012-06-21T19:05:42.647-07:00B.J Habibie<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHkqpvpcrMz-xx18m75Ff9FBUMZg2NFnXHGghxaXEb_jMxoLeoZs8x8m_E10sZW8K8n_hHkJTpkae7wDn1sxUWAsiPRZm0fyP1xCRTYhX133HVL8UrbGCT91Ews-KekEPn-4-Q9wSFYVQ-/s1600-h/Habibie_PYO.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5290630300667583026" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHkqpvpcrMz-xx18m75Ff9FBUMZg2NFnXHGghxaXEb_jMxoLeoZs8x8m_E10sZW8K8n_hHkJTpkae7wDn1sxUWAsiPRZm0fyP1xCRTYhX133HVL8UrbGCT91Ews-KekEPn-4-Q9wSFYVQ-/s320/Habibie_PYO.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 234px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 183px;" /></a>Indonesiabersatuu.blogspot.com ~ Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.<br />
<br />
Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda ini, harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.<br />
<span id="fullpost"><br />
Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.<br />
<br />
Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude.<br />
</span>Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.<br />
<br />
Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.<br />
<br />
Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :<br />
<br />
* VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.<br />
* Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.<br />
* Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).<br />
* Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )<br />
* CN - 235<br />
* N-250<br />
* dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:<br />
· Helikopter BO-105.<br />
· Multi Role Combat Aircraft (MRCA).<br />
· Beberapa proyek rudal dan satelit.<br />
<br />
Sebagian Tanda Jasa/Kehormatannya :<br />
<br />
* 1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.<br />
* 1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.<br />
* Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT<br />
* 1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).<br />
* 1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip Batam.<br />
* 1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No. 40, 1980)<br />
* 1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).<br />
* 1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.<br />
* 1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.<br />
* 1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.<br />
* 1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.<br />
* 10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia<br />
* 21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik IndonesiaINDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-77360798230936287512012-06-21T19:02:00.000-07:002012-06-21T19:02:25.798-07:00Soeharto<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5taRIsBIRdl3yyAwCJUrxv3Pp5pDdYWGMfBMePU8fp_1sSsiGZr4BnDPwf77PwQYSX66Cx-aMD3QNL7YdK9jScowJUpiyK4tivoMqD0m0M9hXB_ze2QinjaCf8Hw02lLDllSfZjr9hrHv/s1600/soeharto.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="[soeharto.jpg]" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5taRIsBIRdl3yyAwCJUrxv3Pp5pDdYWGMfBMePU8fp_1sSsiGZr4BnDPwf77PwQYSX66Cx-aMD3QNL7YdK9jScowJUpiyK4tivoMqD0m0M9hXB_ze2QinjaCf8Hw02lLDllSfZjr9hrHv/s1600/soeharto.jpg" /></a>indonesiabersatuu.blogspot.com ~ Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah. <br />
<br />
Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani. <br />
<br />
<span id="fullpost"> <br />
<br />
Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran. <br />
<br />
Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih. <br />
<br />
Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel. <br />
<br />
Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat). <br />
<br />
Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. <br />
<br />
Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998. <br />
<br />
residen RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi penghormatan sebagai Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87 tahun setelah dirawat selama 24 hari (sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta. <br />
<br />
Berita wafatnya Pak Harto pertama kali diinformasikan Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol. Dicky Sonandi, di Jakarta, Minggu (27/1). Kemudian secara resmi Tim Dokter Kepresidenan menyampaikan siaran pers tentang wafatnya Pak Harto tepat pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008 di RSPP Jakarta akibat kegagalan multi organ. <br />
<br />
Kemudian sekira pukul 14.40, jenazah mantan Presiden Soeharto diberangkatkan dari RSPP menuju kediaman di Jalan Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta. Ambulan yang mengusung jenazah Pak Harto diiringi sejumlah kendaraan keluarga dan kerabat serta pengawal. Sejumlah wartawan merangsek mendekat ketika iring-iringan kendaraan itu bergerak menuju Jalan Cendana,<br />
</span>mengakibatkan seorang wartawati televisi tertabrak. <br />
<br />
Di sepanjang jalan Tanjung dan Jalan Cendana ribuan masyarakat menyambut kedatangan iringan kendaraan yang membawa jenazah Pak Harto. Isak tangis warga pecah begitu rangkaian kendaraan yang membawa jenazah mantan Presiden Soeharto memasuki Jalan Cendana, sekira pukul 14.55, Minggu (27/1). <br />
<br />
<span>Seementara itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri yang tengah mengikuti rapat kabinet terbatas tentang ketahanan pangan, menyempatkan mengadakan jumpa pers selama 3 menit dan 28 detik di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (27/1). Presiden menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden RI Kedua Haji Muhammad Soeharto. <br />
</span><br />
<div style="text-align: center;"><b>FOTO FOTO KENANGAN MANTAN PRESIDEN SOEHARTO</b></div><div style="text-align: center;"> </div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvNjMXr9pkRmAAC5PIyxhafk9W8_LNUioPROlUM-2UPBim9bpHNrw1AYGiw4bKOaAkfecOAE8NtaZ8N4wDN82vD6cq3kF0xMtQWrnUvm039xEI25_-5_AmBtV5p_-0h6kaWngBEm4jYvMz/s1600/113080_soeharto-tengah-beristirahat-di-tengah-tengah-kunjungannya-ke-daerah.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5643640203355646130" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvNjMXr9pkRmAAC5PIyxhafk9W8_LNUioPROlUM-2UPBim9bpHNrw1AYGiw4bKOaAkfecOAE8NtaZ8N4wDN82vD6cq3kF0xMtQWrnUvm039xEI25_-5_AmBtV5p_-0h6kaWngBEm4jYvMz/s320/113080_soeharto-tengah-beristirahat-di-tengah-tengah-kunjungannya-ke-daerah.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; text-align: center; width: 320px;" /></a> <br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir3Gv-r4Cj266WSaz-6PbVZPT3urxyESZywpeZk5CNzKMy5OKSDv5SQkkbY4wNUfD7T9aT7gCU8um5eryZaWuGVhxEo07dOZrwMQhCj-xqomQGcpIX-sGyDtQPRQ2wGpjk_JpYWvgUWkiu/s1600/113083_soeharto-tengah-beristirahat-di-tengah-tengah-kunjungannya-ke-daerah.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5643640200552761906" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir3Gv-r4Cj266WSaz-6PbVZPT3urxyESZywpeZk5CNzKMy5OKSDv5SQkkbY4wNUfD7T9aT7gCU8um5eryZaWuGVhxEo07dOZrwMQhCj-xqomQGcpIX-sGyDtQPRQ2wGpjk_JpYWvgUWkiu/s320/113083_soeharto-tengah-beristirahat-di-tengah-tengah-kunjungannya-ke-daerah.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; text-align: center; width: 320px;" /></a> <br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjik_IZkE3Ch6RuU0tMbzA9Nm0KLpDRJEt7moTLYFa-Xnw_JB3tZ7iu5EN-6RA3LanEO4UC1zD-beGPwTVSW9Ul_dyHcj13Jnm7FK1uB27nJgA_ArFZgR-IXxRiQTtISEdwAx51BTjyrslK/s1600/113070_soeharto-dan-panglima-besar-jenderal-soedirman.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5643640194843776610" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjik_IZkE3Ch6RuU0tMbzA9Nm0KLpDRJEt7moTLYFa-Xnw_JB3tZ7iu5EN-6RA3LanEO4UC1zD-beGPwTVSW9Ul_dyHcj13Jnm7FK1uB27nJgA_ArFZgR-IXxRiQTtISEdwAx51BTjyrslK/s320/113070_soeharto-dan-panglima-besar-jenderal-soedirman.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; text-align: center; width: 320px;" /></a> <br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOj0G3QrOOthkjV2EHFDDcxKEmOio0KYzjOFxbvMNQJPstvkLCVJvYKMECO2ml9E000j9xdHq3OfH4s55qJwRksJTCjMv5cnwvzOcYJMN4v0xJKvY7_Xh7cZBJQEFMTBnx9jpqWN9A5t2E/s1600/113074_soeharto-dan-keluarga-tengah-berlibur-di-kepulauan-seribu.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5643640197418618226" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOj0G3QrOOthkjV2EHFDDcxKEmOio0KYzjOFxbvMNQJPstvkLCVJvYKMECO2ml9E000j9xdHq3OfH4s55qJwRksJTCjMv5cnwvzOcYJMN4v0xJKvY7_Xh7cZBJQEFMTBnx9jpqWN9A5t2E/s320/113074_soeharto-dan-keluarga-tengah-berlibur-di-kepulauan-seribu.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; text-align: center; width: 320px;" /></a><span class="Apple-style-span" style="-webkit-text-decorations-in-effect: underline; color: #0000ee;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5643640191593692050" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjQcmTdUzX5iO1V9tGmgjQtv5yoKohpbV51jOdd8crKfTzfjNfoObjt5puMq9pLXc3-V5AVgOwYzjD9ngbXIAKNVlkn8aqlf48YS5WJaulS4qABWzzxdGrmuMU1jXml_OXzYmP0fwI_yKq/s320/113073_soeharto-mengendarai-delman-bersama-seorang-tamu-negara.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; text-align: center; width: 320px;" /></span><br />
<br />
<div style="clear: both; margin: 10px 0;"> <center> <ins style="border: none; display: inline-table; height: 280px; margin: 0; padding: 0; position: relative; visibility: visible; width: 336px;"><ins id="aswift_0_anchor" style="border: none; display: block; height: 280px; margin: 0; padding: 0; position: relative; visibility: visible; width: 336px;"><br />
</ins></ins> </center> </div>INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-36600347173597855662012-06-21T18:49:00.001-07:002012-06-21T19:00:05.074-07:00Soekarno<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFY_uh4uXsAqMSYkkxMqIhxJSPwEr-_AP3pQVT6ptaYH9fNadxh2oaHenWjoN1B-g-eNxw9WckOgQWRG0tD7ImZXRfqTR99e_uDUDqtb4VMoYNkOoTqmOpv6PutRVzZ7pmWrfj0WV6Osj5/s1600-h/soekarno.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5290234860929651938" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFY_uh4uXsAqMSYkkxMqIhxJSPwEr-_AP3pQVT6ptaYH9fNadxh2oaHenWjoN1B-g-eNxw9WckOgQWRG0tD7ImZXRfqTR99e_uDUDqtb4VMoYNkOoTqmOpv6PutRVzZ7pmWrfj0WV6Osj5/s320/soekarno.jpg" style="float: left; height: 250px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 193px;" /></a>Indonesiabersatuu.blogspot.com ~ Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika.. <br />
<br />
Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926. <br />
<br />
<span id="fullpost"> <br />
Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. <br />
<br />
Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu. <br />
<br />
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama. <br />
<br />
Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok. <br />
<br />
Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi". <br />
</span><b>Detik Detik Kematian Sang Presiden </b><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Jakarta, Selasa, 16 Juni 1970. Ruangan intensive care RSPAD Gatot Subroto dipenuhi tentara sejak pagi. Serdadu berseragam dan bersenjata lengkap bersiaga penuh di beberapa titik strategis rumah sakit tersebut. Tak kalah banyaknya, petugas keamanan berpakaian preman juga hilir mudik di koridor rumah sakit hingga pelataran parkir. <br />
- <br />
Sedari pagi, suasana mencekam sudah terasa. Kabar yang berhembus mengatakan, mantan Presiden Soekarno akan dibawa ke rumah sakit ini dari rumah tahanannya di Wisma Yaso yang hanya berjarak lima kilometer. <br />
- <br />
Malam ini desas-desus itu terbukti. Di dalam ruang perawatan yang sangat sederhana untuk ukuran seorang mantan presiden, Soekarno<br />
<br />
</span>tergolek lemah di pembaringan. Sudah beberapa hari ini kesehatannya sangat mundur. Sepanjang hari, orang yang dulu pernah sangat berkuasa ini terus memejamkan mata. Suhu tubuhnya sangat tinggi. Penyakit ginjal yang tidak dirawat secara semestinya kian menggerogoti kekuatan tubuhnya. <br />
- <br />
Lelaki yang pernah amat jantan dan berwibawa, dan sebab itu banyak digila-gilai perempuan seantero jagad, sekarang tak ubahnya bagai sesosok mayat hidup. Tiada lagi wajah gantengnya. Kini wajah yang dihiasi gigi gingsulnya telah membengkak, tanda bahwa racun telah menyebar ke mana-mana. Bukan hanya bengkak, tapi bolong-bolong bagaikan permukaan bulan. Mulutnya yang dahulu mampu menyihir jutaan massa dengan pidato-pidatonya yang sangat memukau, kini hanya terkatup rapat dan kering. Sebentar-sebentar bibirnya gemetar. Menahan sakit. Kedua tangannya yang dahulu sanggup meninju langit dan mencakar udara, kini tergolek lemas di sisi tubuhnya yang kian kurus. <br />
- <br />
Sang Putera Fajar tinggal menunggu waktu <br />
- <br />
Dua hari kemudian, Megawati, anak sulungnya dari Fatmawati diizinkan tentara untuk mengunjungi ayahnya. Menyaksikan ayahnya yang tergolek lemah dan tidak mampu membuka matanya, kedua mata Mega menitikkan airmata. Bibirnya secara perlahan didekatkan ke telinga manusia yang paling dicintainya ini. <br />
- <br />
“Pak, Pak, ini Ega…” <br />
- <br />
Senyap. <br />
- <br />
Ayahnya tak bergerak. Kedua matanya juga tidak membuka. Namun kedua bibir Soekarno yang telah pecah-pecah bergerak-gerak kecil, gemetar, seolah ingin mengatakan sesuatu pada puteri sulungnya itu. Soekarno tampak mengetahui kehadiran Megawati. Tapi dia tidak mampu membuka matanya. Tangan kanannya bergetar seolah ingin menuliskan sesuatu untuk puteri sulungnya, tapi tubuhnya terlampau lemah untuk sekadar menulis. Tangannya kembali terkulai. Soekarno terdiam lagi. <br />
- <br />
Melihat kenyataan itu, perasaan Megawati amat terpukul. Air matanya yang sedari tadi ditahan kini menitik jatuh. Kian deras. Perempuan muda itu menutupi hidungnya dengan sapu tangan. Tak kuat menerima kenyataan, Megawati menjauh dan limbung. Mega segera dipapah keluar. <br />
- <br />
Jarum jam terus bergerak. Di luar kamar, sepasukan tentara terus berjaga lengkap dengan senjata. <br />
- <br />
Malam harinya ketahanan tubuh seorang Soekarno ambrol. Dia coma. Antara hidup dan mati. Tim dokter segera memberikan bantuan seperlunya. <br />
- <br />
Keesokan hari, mantan wakil presiden Muhammad Hatta diizinkan mengunjungi kolega lamanya ini. Hatta yang ditemani sekretarisnya menghampiri pembaringan Soekarno dengan sangat hati-hati. Dengan segenap kekuatan yang berhasil dihimpunnya, Soekarno berhasil membuka matanya. Menahan rasa sakit yang tak terperi, Soekarno berkata lemah. <br />
- <br />
“Hatta.., kau di sini..?” <br />
- <br />
Yang disapa tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Namun Hatta tidak mau kawannya ini mengetahui jika dirinya bersedih. Dengan sekuat tenaga memendam kepedihan yang mencabik hati, Hatta berusaha menjawab Soekarno dengan wajar. Sedikit tersenyum menghibur. <br />
- <br />
“Ya, bagaimana keadaanmu, No ?” <br />
- <br />
Hatta menyapanya dengan sebutan yang digunakannya di masa lalu. Tangannya memegang lembut tangan Soekarno. Panasnya menjalari jemarinya. Dia ingin memberikan kekuatan pada orang yang sangat dihormatinya ini. <br />
- <br />
Bibir Soekarno bergetar, tiba-tiba, masih dengan lemah, dia balik bertanya dengan bahasa Belanda. Sesuatu yang biasa mereka berdua lakukan ketika mereka masih bersatu dalam Dwi Tunggal. “Hoe gaat het met jou…?” Bagaimana keadaanmu? <br />
- <br />
Hatta memaksakan diri tersenyum. Tangannya masih memegang lengan Soekarno. <br />
- <br />
Soekarno kemudian terisak bagai anak kecil. Lelaki perkasa itu menangis di depan kawan seperjuangannya, bagai bayi yang kehilangan mainan. Hatta tidak lagi mampu mengendalikan perasaannya. Pertahanannya bobol. Airmatanya juga tumpah. Hatta ikut menangis. <br />
- <br />
Kedua teman lama yang sempat berpisah itu saling berpegangan tangan seolah takut berpisah. Hatta tahu, waktu yang tersedia bagi orang yang sangat dikaguminya ini tidak akan lama lagi. Dan Hatta juga tahu, betapa kejamnya siksaan tanpa pukulan yang dialami sahabatnya ini. Sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh manusia yang tidak punya nurani. <br />
- <br />
“No…” Hanya itu yang bisa terucap dari bibirnya. Hatta tidak mampu mengucapkan lebih. Bibirnya bergetar menahan kesedihan sekaligus kekecewaannya. Bahunya terguncang-guncang. <br />
- <br />
Jauh di lubuk hatinya, Hatta sangat marah pada penguasa baru yang sampai hati menyiksa bapak bangsa ini. Walau prinsip politik antara dirinya dengan Soekarno tidak bersesuaian, namun hal itu sama sekali tidak merusak persabatannya yang demikian erat dan tulus. <br />
- <br />
Hatta masih memegang lengan Soekarno ketika kawannya ini kembali memejamkan matanya. <br />
- <br />
Jarum jam terus bergerak. Merambati angka demi angka. <br />
Sisa waktu bagi Soekarno kian tipis. <br />
- <br />
Sehari setelah pertemuan dengan Hatta, kondisi Soekarno yang sudah buruk, terus merosot. Putera Sang Fajar itu tidak mampu lagi membuka kedua matanya. Suhu badannya terus meninggi. Soekarno kini menggigil. Peluh membasahi bantal dan piyamanya. Malamnya Dewi Soekarno dan puterinya yang masih berusia tiga tahun, Karina, hadir di rumah sakit. Soekarno belum pernah sekali pun melihat anaknya. <br />
- <br />
Minggu pagi, 21 Juni 1970. Dokter Mardjono, salah seorang anggota tim dokter kepresidenan seperti biasa melakukan pemeriksaan rutin. Bersama dua orang paramedis, Dokter Mardjono memeriksa kondisi pasien istimewanya ini. Sebagai seorang dokter yang telah berpengalaman, Mardjono tahu waktunya tidak akan lama lagi. <br />
- <br />
Dengan sangat hati-hati dan penuh hormat, dia memeriksa denyut nadi Soekarno. Dengan sisa kekuatan yang masih ada, Soekarno menggerakkan tangan kanannya, memegang lengan dokternya. Mardjono merasakan panas yang demikian tinggi dari tangan yang amat lemah ini. Tiba-tiba tangan yang panas itu terkulai. Detik itu juga Soekarno menghembuskan nafas terakhirnya. Kedua matanya tidak pernah mampu lagi untuk membuka. Tubuhnya tergolek tak bergerak lagi. Kini untuk selamanya. <br />
- <br />
Situasi di sekitar ruangan sangat sepi. Udara sesaat terasa berhenti mengalir. Suara burung yang biasa berkicau tiada terdengar. Kehampaan sepersekian detik yang begitu mencekam. Sekaligus menyedihkan. <br />
- <br />
Dunia melepas salah seorang pembuat sejarah yang penuh kontroversi. Banyak orang menyayanginya, tapi banyak pula yang membencinya. Namun semua sepakat, Soekarno adalah seorang manusia yang tidak biasa. Yang belum tentu dilahirkan kembali dalam waktu satu abad. Manusia itu kini telah tiada. <br />
- <br />
Dokter Mardjono segera memanggil seluruh rekannya, sesama tim dokter kepresidenan. Tak lama kemudian mereka mengeluarkan pernyataan resmi: Soekarno telah meninggal. <br />
<br />
<b> </b>INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-24215384653917268992012-06-20T21:55:00.000-07:002012-06-20T21:55:54.347-07:00Jenis-jenis wayang menurut bahan pembuatan<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}" style="font-weight: normal;"><a href="http://www.jakarta.go.id/web/uploads/files/wayang-kulit24.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="http://www.jakarta.go.id/web/uploads/files/wayang-kulit24.jpg" border="0" src="http://www.jakarta.go.id/web/uploads/files/wayang-kulit24.jpg" /></a><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"> Indonesiabersatuu.blogspot.com ~</span></span></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}" style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">-Wayang Kulit :<br />
<br />
Wayang Purwa<br />
Wayang kulit Gagrag Yogyakarta<br />
<span class="text_exposed_show"> Wayang Kulit Gagrag Banyumasan<br />
Wayang Madya<br />
Wayang Gedog<br />
Wayang Dupara<br />
Wayang Wahyu<br />
Wayang Suluh<br />
Wayang Kancil<br />
Wayang Calonarang<br />
Wayang Krucil<br />
Wayang Ajen<br />
Wayang Sasak<br />
Wayang Sadat<br />
Wayang Parwa<br />
Wayang Arja<br />
Wayang Gambuh<br />
Wayang Cupak<br />
Wayang Beber<br />
<br />
-Wayang Kayu :<br />
<br />
Wayang Golek/Wayang Thengul<br />
Wayang Menak<br />
Wayang Papak/Wayang Cepak<br />
Wayang Klithik<br />
Wayang Timplong<br />
Wayang Potehi<br />
<br />
-Wayang Orang :<br />
<br />
Wayang Gung<br />
Wayang Topeng<br />
<br />
-Wayang Rumput :<br />
<br />
Wayang Suket<br />
<br />
#Jenis-jenis wayang menurut asal daerah :<br />
<br />
Beberapa seni budaya wayang selain menggunakan bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Bali juga ada yang menggunakan bahasa Melayu lokal seperti bahasa Betawi, bahasa Palembang, dan bahasa Banjar. Beberapa diantaranya antara lain:<br />
<br />
</span></span></span><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><span class="text_exposed_show">Wayang Surakarta<br />
Wayang Jawa Timur<br />
Wayang Bali<br />
Wayang Sasak (NTB)<br />
Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)<br />
Wayang Palembang (Sumatera Selatan)<br />
Wayang Betawi (Jakarta)<br />
Wayang Cirebon (Jawa Barat)<br />
Wayang Madura (sudah punah)<br />
Wayang Siam (Kelantan, Malaysia)</span></span></span></h6>INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-55121129186852320292012-06-20T21:47:00.000-07:002012-06-20T21:47:04.655-07:00Wayang Kulit<div class="mtl fbDocument"><div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><strong>Indonesiabersatuu.blogspot.com ~ Wayang kulit</strong> adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan', hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh parapesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.</div><a href="http://discover-indo.tierranet.com/images/Wayang/wk_fondjaune.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="http://discover-indo.tierranet.com/images/Wayang/wk_fondjaune.jpg" border="0" src="http://discover-indo.tierranet.com/images/Wayang/wk_fondjaune.jpg" /></a>Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem(standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.<br />
Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga <em>( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ).</em> Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan diJawa Barat.<br />
<br />
<strong>Pembuatan</strong><br />
Wayang kulit dibuat dari bahan kulit kerbau yang sudah diproses menjadi kulit lembaran, perbuah wayang membutuhkan sekitar ukuran 50 x 30 cm kulit lembaran yang kemudian dipahat dengan peralatan yang digunakan adalah besi berujung runcing berbahan dari baja yang berkualitas baik. Besi baja ini dibuat terlebih dahulu dalam berbagai bentuk dan ukuran, ada yang runcing, pipih, kecil, besar dan bentuk lainnya yang masing-masing mempunyai fungsinya berbeda-beda.<br />
Namun pada dasarnya, untuk menata atau membuat berbagai bentuk lubang ukiran yang sengaja dibuat hingga berlubang. Selanjutnya dilakukan pemasangan bagian-bagian tubuh seperti tangan, pada tangan ada dua sambungan, lengan bagian atas dan siku, cara menyambungnya dengan sekrup kecil yang terbuat dari tanduk kerbau atau sapi. Tangkai yang fungsinya untuk menggerak bagian lengan yang berwarna kehitaman juga terbuat berasal dari bahan tanduk kerbau dan warna keemasannya umumnya dengan menggunakan prada yaitu kertas warna emas yang ditempel atau bisa juga dengan dibron, dicat dengan bubuk yang dicairkan. Wayang yang menggunakan prada, hasilnya jauh lebih baik, warnanya bisa tahan lebih lama dibandingkan dengan yang bront.<br />
<br />
<strong>Jenis-jenis Wayang Kulit Berdasarkan Daerah</strong><br />
<ul><li>Wayang Kulit Gagrag Yogyakarta</li>
<li>Wayang Kulit Gagrag Surakarta</li>
<li>Wayang Kulit Gagrag Banyumasan</li>
<li>Wayang Kulit Gagrag Jawa Timuran</li>
<li>Wayang Bali</li>
<li>Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)</li>
<li>Wayang Palembang (Sumatera Selatan)</li>
<li>Wayang Betawi (Jakarta)</li>
<li>Wayang Cirebon (Jawa Barat)</li>
<li>Wayang Madura (sudah punah)</li>
<li>Wayang Siam</li>
</ul><br />
<strong>Dalang Wayang Kulit</strong><br />
Dalang-dalang wayang kulit yang mencapai puncak kejayaan dan melegenda antara lain almarhum Ki Tristuti Rachmadi (Solo), almarhum Ki Narto Sabdo (Semarang, gaya Solo), almarhum Ki Surono (Banjarnegara, gaya Banyumas), Ki Timbul Hadi Prayitno (Yogya), almarhum Ki Hadi Sugito (Kulonprogo, Jogjakarta),Ki Soeparman (gaya Yogya), Ki Anom Suroto (gaya Solo), Ki Manteb Sudarsono (gaya Solo), Ki Enthus Susmono, Ki Agus Wiranto. Sedangkan Pesinden yang legendaris adalah almarhumah Nyi Tjondrolukito.<br />
<br />
</div>INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-69530183265109083842012-06-20T02:21:00.000-07:002012-06-20T02:21:47.735-07:00Cinta, Waspada, Dan Pertunangan<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCwRqORlEOULdHmpaBHLuyGoGH5ar850KkVkfvBE-u2K-9aLIUHwDHsUb1iodbWMscT7JWwr_qK9T9d-49QQvdgowwxumzvZe9z_exUG57o92ZsZiS6FMUn0PZlO9dbiCtQbrQhBfr7Csg/s1600/apa-cinta-itu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCwRqORlEOULdHmpaBHLuyGoGH5ar850KkVkfvBE-u2K-9aLIUHwDHsUb1iodbWMscT7JWwr_qK9T9d-49QQvdgowwxumzvZe9z_exUG57o92ZsZiS6FMUn0PZlO9dbiCtQbrQhBfr7Csg/s1600/apa-cinta-itu.jpg" border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCwRqORlEOULdHmpaBHLuyGoGH5ar850KkVkfvBE-u2K-9aLIUHwDHsUb1iodbWMscT7JWwr_qK9T9d-49QQvdgowwxumzvZe9z_exUG57o92ZsZiS6FMUn0PZlO9dbiCtQbrQhBfr7Csg/s320/apa-cinta-itu.jpg" width="320" /></a>Indonesiabersatuu.blogspot.com ~ <strong></strong>Peribahasa mengatakan: “cinta itu buta”. Berpedoman, bahwa hidup suami isteri itu mengandung cita-cita luhur yaitu mendapatkan keturunan yang baik, maka janganlah menuruti kata peribahasa tersebut. Pada hakekatnya peribahasa itu sendiri pun mengandung “peringatan”. Memperingtkan, agar supaya dalam bercinta tidak buta mata hati, mata kepala, dan pikiran.<br />
Cinta kasih yang berhubungan erat dengan cita-cita justru harus diliputi oleh waspada dalam hati dan pikiran. Waspada akan tingkah kelakuan satu sama lain dan waspada akan penggoda di dalam hatinya sendiri.<br />
Kewaspadaan itu menghendaki pengamatan dan penghayatan satu sama lain mengenai sikap dan pendirian terhadap hal-hal yang penting yang sudah pasti dijumpai dalam hidup antara lain soal keluarga, agama, kemasyarakatan, dan sebagainya.<br />
Perbedaan sikap dan pendirian terhadap hal-hal yang penting (prinsip) seperti diatas, niscaya akan mengakibatkan kesukaran dikemudian hari. Persesuaian haruslah timbul dari keyakinan dan tidak dengan membohongi diri sendiri, misalnya dengan berjanji atau memberi berkesanggupan dengan sumpah lisan atau tulisan, pernikahan di muka kantor pencatatan sipil, dan lain sebagainya tetapi di dalam hati masih ada keraguan.<br />
Pertunangan dengan atau tanpa tukar cincin adalah usaha untuk mendekatkan pria dan wanita yang menjalin kisah dan hendak hidup sebagai suami isteri. Pertunangan tidak boleh diartikan lalu boleh bergaul sebebas-bebasnya hingga perbuatan sebagai suami isteri. Dalam hal itu calon isteri haruslah teguh hati, mencegah jangan sampai terjamah kehormatannya. Ingatlah, bahwa calon suami atau istri itu bukan atau belum suami atau istrinya.<br />
Sekali terjadi peristiwa dan sang wanita hamil tidak mustahil menjadi persoalan sebagai pangkal persengketaan. Kalau sang pria ingkar, pertunangan putus, sang wanita menjadi korban.INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-55071927438254186592012-06-20T01:55:00.002-07:002012-06-20T01:55:53.021-07:00Ayam Betutu #khas Bali (plus resep)<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}"> <span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4fe18ea0e33992b91960362">*mari lestarikan Masakan Khas Daerah<br />
<br />
Bahan:<br />
100 g daun singkong muda<br />
100 ml minyak sayur<br />
<span class="text_exposed_show"> 1 ekor ayam negeri, buang kepala dan cakarnya<br />
daun pisang<br />
<br />
Haluskan:<br />
8 buah cabai merah<br />
6 cabai rawit<br />
10 butir bawang merah<br />
5 siung bawang putih<br />
2 sdt merica butiran<br />
2 sdt ketumbar<br />
1/4 butir biji pala<br />
1 batang serai, ambil bagian yang putih, iris halus<br />
2 cm lengkuas<br />
2 cm jahe<br />
3 cm kencur<br />
3 cm kunyit<br />
3 lembar daun jeruk purut, iris halus<br />
2 sdt garam<br />
1 sdt gula pasir<br />
<br />
Cara membuat:<br />
# Rebus daun singkong sampai empuk. Tiriskan, peras, iris halus.<br />
# Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum dan matang. Angkat.<br />
# Ambil 1/2 bagian bumbu. Lumurkan ke badan ayam, bawah kulit dan rongga perutnya hingga rata.<br />
# Aduk sisa bumbu dengan daun singkong iris hingga rata.<br />
# Masukkan ke dalam rongga perut ayam. Jahit lubang perut ayam. Ikat kakinya dengan benang katun.<br />
# Bungkus ayam dengan daun pisang. Taruh dalam pinggan tahan panas.<br />
# Kukus selama 30 menit. Angkat.<br />
# Panggang dalam oven panas 160 C selama 2 jam hingga ayam kering dan matang.<br />
# Angkat, sajikan hangat.<br />
Sumber by : resep.web.id</span></div></span></h6><div class="mvm uiStreamAttachments clearfix fbMainStreamAttachment" data-ft="{"type":10,"tn":"H"}"><div class="clearfix photoRedesign"><a class="uiPhotoThumb photoRedesignAspect" data-ft="{"type":41,"tn":"E"}" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=433628169992709&set=o.465891103439399&type=1&ref=nf" rel="theater"><img alt="" class="img" height="265" src="http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/s480x480/166013_433628169992709_1132673246_n.jpg" width="398" /></a></div></div>INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-40267608566124910972012-06-19T21:49:00.000-07:002012-06-19T21:49:05.054-07:00Bibit-Bobot-Bebet<img alt="http://karatonsurakarta.com/bibitbobot1.gif" src="http://karatonsurakarta.com/bibitbobot1.gif" /><br />
Indonesisabersatuu.blogspot.com ~ Fatwa leluhur tersebut bermaksud agar orangtua malaksanakan pemilihan yang seksama akan calon menantunya atau bagi yang berkepentingan memilih calon teman hidupnya. Pemilihan ini jangan dianggap sebagai budaya pilih-pilih kasih, tapi sebenarnya lebih kepada kecocokan multi dimensi antara sepasang anak manusia. Kriteria yang dimaksud yaitu: Bibit: yang berarti biji/benih. Bebet: yang berarti jenis/tipe. Bobot: yang berarti nilai/kekuatan.<br />
Untuk memilih menantu pria atau wanita, memilih suami atau isteri oleh yang berkepentingan, sebaiknya memilih yang berasal dari benih (bibit) yang baik, dari jenis (bebet) yang unggul dan yang nilai (bobot) yang berat.<br />
Fatwa itu mengandung anjuran pula, janganlah orang hanya semata-mata memandang lahiriyah yang terlihat berupa kecantikan dan harta kekayaan. Pemilihan yang hanya berdasarkan wujud lahiriah dan harta benda dapat melupakan tujuan “ngudi tuwuh” mendapatkan keturunan yang baik, saleh, berbudi luhur, cerdas, sehat wal afiat, dsb.INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-7473161678838965252012-06-19T21:48:00.000-07:002012-06-19T21:48:05.114-07:00mati / wafat<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><a href="http://indonesiabersatuu.blogspot.com/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img alt="http://v-images2.antarafoto.com/gpr/1201518827/menutup-makam-27.jpg" src="http://v-images2.antarafoto.com/gpr/1201518827/menutup-makam-27.jpg" /></a>Indonesiabersatuu.blogspot.com ~ Demikian, sepasang pengantin itu akan mempunyai anak, menjadi dewasa, kemudian mempunyai cucu dan meninggal dunia. Yang menarik tapi mengundang kontraversi, adalah saat manusia mati. Sebab bagi orang Jawa yang masih tebal kejawaannya, orang meninggal selalu didandani berpakaian lengkap dengan kerisnya (ini sulit diterima bagi orang yang mendalam keislamannya), juga bandosa (alat pemikul mayat dari kayu) yang digunakan secara permanen, lalu terbela (peti mayat yang dikubur bersama-sama dengan mayatnya).<br />
Sebelum mayat diberangkatkan ke alat pengangkut (mobil misalnya), terlebih dahulu dilakukan brobosan (jalan sambil jongkok melewati bawah mayat) dari keluarga tertua sampai dengan termuda.<br />
Sedangkan meskipun slametan orang mati, mulai geblak (waktu matinya), pendak siji (setahun pertama), pendak loro (tahun kedua) sampai dengan nyewu (seribu hari/3 tahun) macamnya sama saja, yaitu sego-asahan dan segowuduk, tapi saat nyewu biasanya ditambah dengan memotong kambing untuk disate dan gule.<br />
Nyewu dianggap slametan terakhir dengan nyawa/roh seseorang yang wafat sejauh-jauhnya dan menurut kepercayaan, nyawa itu hanya akan datang menjenguk keluarga pada setiap malam takbiran, dan rumah dibersihkan agar nyawa nenek moyang atau orang tuanya yang telah mendahului ke alam baka akan merasa senang melihat kehidupan keturunannya bahagia dan teratur rapi. Itulah, mengapa orang Jawa begitu giat memperbaiki dan membersihkan rumah menjelang hari Idul fitri yang dalam bahasa Jawanya Bakdan atau Leb</div>INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-23907046037984421482012-06-19T21:45:00.000-07:002012-06-19T21:45:15.739-07:00Perkawinan<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><a href="http://indonesiabersatuu.blogspot.com/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img alt="http://1.bp.blogspot.com/-HNni_NiM_nc/Tnwr2cXf8DI/AAAAAAAAAKg/Cr8PtafzWAQ/s1600/pernikahan+muslim.jpg" src="http://1.bp.blogspot.com/-HNni_NiM_nc/Tnwr2cXf8DI/AAAAAAAAAKg/Cr8PtafzWAQ/s1600/pernikahan+muslim.jpg" /></a>Indonesiabersatuu.blogspot.com ~ orang Jawa khususnya Solo, yang repot dalam perkawinan adalah pada pihak wanitanya, sedangkan pihak laki-laki biasanya cukup memberikan sejumlah uang guna membantu pengeluaran yang dikeluarkan pihak perempuan, di luar terkadang ada pemberian sejumlah perhiasan, perabot rumah maupun rumahnya sendiri. Selain itu saat acara ngunduh (acara setelah perkawinan dimana yang membuat acara pihak laki-laki untuk memboyong isteri ke rumahnya), biaya dan pelaksana adalah pihak laki-laki, walau biasanya sederhana.<br />
Dalam perkawinan harus dicari hari “baik”, maka perlu dimintakan pertimbangan dari ahli hitungan hari “baik” berdasarkan patokan Primbon Jawa. Setelah diketemukan hari baiknya, maka sebulan sebelum akad nikah, secara fisik calon pengantin perempuan disiapkan untuk menjalani hidup perkawinan, dengan diurut dan diberi jamu oleh ahlinya. Ini dikenal dengan istilah diulik, yaitu mulai dengan pengurutan perut untuk menempatkan rahim dalam posisi tepat agar dalam persetubuhan pertama dapat diperoleh keturunan, sampai dengan minum jamu Jawa yang akan membikin tubuh ideal dan singset.<br />
Selanjutnya dilakukan upacara pasang tarub (erat hubungannya dengan takhayul) dan biasanya di rumah sendiri (kebiasaan di gedung baru mulai tahun 50-an), dari bahan bambu serta gedek/bilik dan atap rumbia yang di masa sekarang diganti tiang kayu atau besi dan kain terpal. Dahulu pasang tarub dikerjakan secara gotong-royong, tidak seperti sekarang. Dan lagi pula karena perkawinan ada di gedung, maka pasang tarub hanya sebagai simbolis berupa anyaman daun kelapa yang disisipkan dibawah genting. Dalam upacara pasang tarub yang terpenting adalah sesaji. Sebelum pasang tarub harus diadakan kenduri untuk sejumlah orang yang ganjil hitungannya (3 – 9 orang). Do’a oleh Pak Kaum dimaksudkan agar hajat di rumah ini selamat, yang bersamaan dengan ini ditaburkan pula kembang setaman, bunga rampai di empat penjuru halaman rumah, kamar mandi, dapur dan pendaringan (tempat menyimpan beras), serta di perempatan dan jembatan paling dekat dengan rumah. Diletakkan pula sesaji satu ekor ayam panggang di atas genting rumah. Bersamaan itu pula rumah dihiasi janur, di depan pintu masuk di pasang batang-batang tebu, daun alang-alang dan opo-opo, daun beringin dan lain-lainnya, yang bermakna agar tidak terjadi masalah sewaktu acara berlangsung. Di kiri kanan pintu digantungkan buah kelapa dan disandarkan pohon pisang raja lengkap dengan tandannya, perlambang status raja.<br />
Siraman (pemandian) dilakukan sehari sebelum akad nikah, dilakukan oleh Ibu-ibu yang sudah berumur serta sudah mantu dan atau lebih bagus lagi jika sudah sukses dalam hidup, disiramkan dari atas kepala si calon pengantin dengan air bunga seraya ucapan “semoga selamat di dalam hidupnya”. Seusai upacara siraman, makan bersama berupa nasi dengan sayur tumpang (rebusan sayur taoge serta irisan kol dan kacang panjang yang disiram bumbu terbuat dari tempe dan tempe busuk yang dihancurkan hingga jadi saus serta diberi santan, salam, laos serta daun jeruk purut yang dicampuri irisan pete dan krupuk kulit), dengan pelengkap sosis dan krupuk udang.<br />
Midodareni adalah malam sebelum akad nikah, yang terkadang saat ini dijadikan satu dengan upacara temu. Pada malam midodareni sanak saudara dan para tetangga dekat datang sambil bercakap-cakap dan main kartu sampai hampir tengah malam, dengan sajian nasi liwet (nasi gurih karena campuran santan, opor ayam, sambel goreng, lalab timun dan kerupuk).<br />
Upacara akad nikah, harus sesuai sangat (waktu/saat yang baik yang telah dihitung berdasarkan Primbon Jawa) dan Ibu-Ibu kedua calon pengantin tidak memakai subang/giwang (untuk memperlihatkan keprihatinan mereka sehubungan dengan peristiwa ngentasake/mengawinkan anak, yang sekarang jarang diindahkan yang mungkin karena malu). Biasanya acara di pagi hari, sehingga harus disediakan kopi susu dan sepotong kue serta nasi lodopindang (nasi lodeh dengan potongan kol, wortel, buncis, seledri dan kapri bercampur brongkos berupa bumbu rawon tapi pakai santan) yang dilengkapi krupuk kulit dan sosis. Disaat sedang sarapan, Penghulu beserta stafnya datang, ikut sarapan dan setelah selesai langsung dilakukan upacara akad nikah.<br />
Walau akad nikah adalah sah secara hukum, tetapi dalam kenyataannya masih banyak perhatian orang terpusat pada upacara temu, yang terkadang menganggap sebagai bagian terpenting dari perayaan perkawinan. Padahal sebetulnya peristiwa terpenting bagi calon pengantin adalah saat pemasangan cincin kawin, yang setelah itu Penghulu menyatakan bahwa mereka sah sebagai suami-isteri. Temu adalah upacara adat dan bisa berbeda walau tak seberapa besar untuk setiap daerah tertentu, misalnya gaya Solo dan gaya Yogya.<br />
Misalnya dalam gaya Solo, di hari “H”nya, di sore hari. Tamu yang datang paling awal biasanya sanak-saudara dekat, agar jika tuan rumah kerepotan bisa dibantu. Lalu tamu-tamu lainnya, yang putri langsung duduk bersila di krobongan, dengan lantai permadani dan tumpukan bantal-bantal (biasanya bagi keluarga mampu), sedang yang laki-laki duduk di kursi yang tersusun berjajar di Pendopo (sekarang ini laki-laki dan perempuan bercampur di Pendopo semuanya). Para penabuh gamelan tanpa berhenti memainkan gending Kebogiro, yang sekitar 15 (lima belas) menit menjelang kedatangan pengantin laki-laki dimainkan gending Monggang. Tapi saat pengantin beserta pengiring sudah memasuki halaman rumah/gedung, gending berhenti, dan para tamu biasanya tahu bahwa pengantin datang. Lalu tiba di pendopo, ia disambut dan dituntun/digandeng dan diiringi para orang-tua masih sejawat orang tuanya yang terpilih<br />
Sementara itu, pengantin perempuan yang sebelumnya sudah dirias dukun nganten (rambut digelung dengan gelungan pasangan, dahi dan alis di kerik rambutnya, dsb.nya) untuk akad nikah, dirias selengkapnya lagi di dalam kamar rias. Lalu setelah siap, ia dituntun/digandeng ke pendopo oleh dua orang Ibu yang sudah punya anak dan pernah mantu, ditemukan dengan pengantin laki-laki (waktu diatur yaitu saat pengantin pria tiba di rumah/gedung, pengantin perempuan pun juga sudah siap keluar dari kamar rias), dengan iringan gending Kodokngorek. Sedangkan pengantin laki-laki dituntun ke arah krobongan.<br />
Ketika mereka sudah berjarak sekitar 2 (dua) meter, mereka saling melempar dengan daun sirih yang dilipat dan diikat dengan benang, yang siapa saja melempar lebih kena ke tubuh diartikan bahwa dalam hidup perkawinannya akan menang selalu. Lalu yang laki-laki mendekati si wanita yang berdiri di sisi sebuah baskom isi air bercampur bunga. Di depan baskom di lantai terletak telur ayam, yang harus diinjak si laki-laki sampai pecah, dan setelah itu kakinya dibasuh dengan air bunga oleh si wanita sambil berjongkok. Kemudian mereka berjajar, segera Ibu si wanita menyelimutkan slindur/selendang yang dibawanya ke pundak kedua pengantin sambil berucap: Anakku siji saiki dadi loro (anakku satu sekarang menjadi dua). Selanjutnya mereka dituntun ke krobongan, dimana ayah dari pengantin perempuan menanti sambil duduk bersila, duduk di pangkuan sang ayah sambil ditanya isterinya: Abot endi Pak? (berat mana Pak ?), yang dijawab sang suami: Pada dene (sama saja). Selesai tanya jawab, mereka berdiri, si laki-laki duduk sebelah kanan dan si perempuan sebelah kiri, dimana si dukun pengantin membawa masuk sehelai tikar kecil berisi harta (emas, intan, berlian) dan uang pemberian pengantin laki-laki yang dituangkan ke tangan pengantin perempuan yang telah memegang saputangan terbuka, dan disaksikan oleh para tamu secara terbuka. Inilah yang disebut kacar-kucur.<br />
Guna lambang kerukunan di dalam hidup, dilakukan suap-menyuap makanan antara pengantin. Bersamaan dengan ini, makanan untuk tamu diedarkan (sekarang dengan cara prasmanan) berurutan satu persatu oleh pelayan. Setelah itu, dilakukan acara ngabekten (melakukan sembah) kepada orang tua pengantin perempuan dan tilik nganten (kehadiran orang tua laki-laki ke rumah/gedung setelah acara temu selesai yang langsung duduk dikrobongan dan disembah kedua pengantin).<br />
Lalu setelah itu dilakukan kata sambutan ucapan terima kasih kepada para tamu dan mohon do’a restu, yang kemudian dilanjutkan dengan acara hiburan berupa suara gending-gending dari gamelan, misalnya gending ladrang wahana, lalu tayuban bagi jamannya yang senang acara itu, dsb.nya.</div>INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-5738209197767309042012-06-19T21:42:00.000-07:002012-06-19T21:42:58.707-07:00Melamar<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><a href="http://indonesiabersatuu.blogspot.com/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img alt="http://deteksi99.files.wordpress.com/2008/01/jogya_paes.jpg" border="0" src="http://deteksi99.files.wordpress.com/2008/01/jogya_paes.jpg" /></a><a href="http://indonesiabersatuu.blogspot.com/">Indonesiabersatuu.blogspot.com</a> ~ Bapak dari anak laki-laki membuat surat lamaran, yang jika disetujui maka biasanya keluarga perempuan membalas surat sekaligus mengundang kedatangan keluarga laki-laki guna mematangkan pembicaraan mengenai lamaran dan jika perlu sekaligus merancang segala sesuatu tentang perkawinan.<br />
Setelah ditentukan hari kedatangan, keluarga laki-laki berkunjung ke keluarga perempuan dengan sekedar membawa peningset, tanda pengikat guna meresmikan adanya lamaran dimaksud. Sedangkan peningsetnya yaitu 6 (enam) kain batik halus bermotif lereng yang mana tiga buah berlatar hitam dan tiga buah sisanya berlatar putih, 6 (enam) potong bahan kebaya zijdelinnen dan voal berwarna dasar aneka, serta 6 (enam) selendang pelangi berbagai warna dan 2 (dua) cincin emas berinisial huruf depan panggilan calon pengantin berukuran jari pelamar dan yang dilamar (kelak dipakai pada hari perkawinan). Peningset diletakkan di atas nampan dengan barang-barang tersebut dalam kondisi tertutup.<br />
Orang yang pertama kali mengawinkan anak perempuannya dinamakan mantu sapisanan atau mbuka kawah, sedang mantu anak bungsu dinamakan mantu regil atau tumplak punjen.</div><br />
<a href="http://indonesiabersatuu.blogspot.com/" target="_blank"></a>INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-46206227557536082362012-06-19T21:35:00.000-07:002012-06-19T21:35:35.622-07:00Lahir Dan Mendewasakan Anak<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><strong></strong><img alt="http://images03.olx.co.id/ui/20/63/74/1333733931_346805974_4-casting-audisi-bayi-Jasa.jpg" src="http://images03.olx.co.id/ui/20/63/74/1333733931_346805974_4-casting-audisi-bayi-Jasa.jpg" />indonesiabersatuu.blogspot.com ~ Mupu, artinya memungut anak, yang secara magis diharapkan dapat menyebabkan hamilnya si Ibu yang memungut anak, jika setelah sekian waktu dirasa belum mempunyai anak juga atau akhirnya tidak mempunyai anak. Orang Jawa cenderung memungut anak dari sentono (masih ada hubungan keluarga), agar diketahui keturunan dari siapa dan dapat diprediksi perangainya kelak yang tidak banyak menyimpang dari orang tuanya.<br />
Syarat sebelum mengambil keputusan mupu anak, diusahakan agar mencari pisang raja sesisir yang buahnya hanya satu, sebab menurut gugon tuhon (takhayul yang berlaku) jika pisang ini dimakan akan nuwuhaken (menyebabkan) jadinya anak pada wanita yang memakannya. Anhinga, bisa dimungkinkan hamil, dan tidak harus memungut anak.<br />
Pada saat si Ibu hamil, jika mukanya tidak kelihatan bersih dan secantik biasanya, disimpulkan bahwa anaknya adalah laki-laki, dan demikian sebaliknya jika anaknya perempuan.<br />
Sedangkan di saat kehamilan berusia 7 (tujuh) bulan, diadakan hajatan nujuhbulan atau mitoni. Disiapkanlah sebuah kelapa gading yang digambari wayang dewa Kamajaya dan dewi Kamaratih(supaya si bayi seperti Kamajaya jika laki-laki dan seperti Kamaratih jika perempuan), kluban/gudangan/uraban (taoge, kacang panjang, bayem, wortel, kelapa parut yang dibumbui, dan lauk tambahan lainnya untuk makan nasi),dan rujak buah.<br />
Disaat para Ibu makan rujak, jika pedas maka dipastikan bayinya nanti laki-laki. Sedangkan saat di cek perut si Ibu ternyata si bayi senang nendang-nendang, maka itu tanda bayi laki-laki.<br />
Lalu para Ibu mulai memandikan yang mitoni disebut tingkeban, didahului Ibu tertua, dengan air kembang setaman (air yang ditaburi mawar, melati, kenanga dan kantil), dimana yang mitoni berganti kain sampai 7 (tujuh) kali. Setelah selesai baru makan nasi urab, yang jika terasa pedas maka si bayi diperkirakan laki-laki.<br />
Kepercayaan orang Jawa bahwa anak pertama sebaiknya laki-laki, agar bisa mendem jero lan mikul duwur (menjunjung derajat orang tuanya jika ia memiliki kedudukan baik di dalam masyarakat). Dan untuk memperkuat keinginan itu, biasanya si calon Bapak selalu berdo’a memohon kepada Tuhan.<br />
Slametan pertama berhubung lahirnya bayi dinamakan brokohan, yang terdiri dari nasi tumpeng dikitari uraban berbumbu pedas tanda si bayi laki-laki) dan ikan asin goreng tepung, jajanan pasar berupa ubi rebus, singkong, jagung, kacang dan lain-lain, bubur merah-putih, sayur lodeh kluwih/timbul agar linuwih (kalau sudah besar terpandang). Ketika bayi berusia 5 (lima) hari dilakukan slametan sepasaran, dengan jenis makanan sama dengan brokohan. Bedanya dalam sepasaran rambut si bayi di potong sedikit dengan gunting dan bayi diberi nama, misalnya bernama Kent Risky Yuwono.<br />
Saat diteliti di almanak Jawa tentang wukunya, ternyata Kent Risky Yuwono berwuku tolu, yakni wuku ke-5 dari rangkaian wuku yang berjumlah 30 (tiga puluh). Menurut wuku tolu maka Kent Risky Yuwono berdewa Batara Bayu, ramah-tamah walau bisa berkeras hati, berpandangan luas, cekatan dalam menjalankan tugas serta ahli di bidang pekerjaannya, kuat bergadang hingga pagi, pemberani, banyak rejekinya, dermawan, terkadang suka pujian dan sanjungan yang berhubungan dengan kekayaannya.<br />
Slametan selapanan yaitu saat bayi berusia 35 (tiga puluh lima) hari, yang pada pokoknya sama dengan acara sepasaran. Hanya saja disini rambut bayi dipotong habis, maksudnya agar rambut tumbuh lebat. Setelah ini, setiap 35 (tiga puluh lima) hari berikutnya diadakan acara peringatan yang sama saja dengan acara selapanan sebelumnya, termasuk nasi tumpeng dengan irisan telur ayam rebus dan bubur merah-putih.<br />
Peringatan tedak-siten/tujuhlapanan atau 245 (dua ratus empat puluh lima) hari sedikit istimewa, karena untuk pertama kali kaki si bayi diinjakkan ke atas tanah. Untuk itu diperlukan kurungan ayam yang dihiasi sesuai selera. Jika bayinya laki-laki, maka di dalam kurungan juga diberi mainan anak-anak dan alat tulis menulis serta lain-lainnya (jika si bayi ambil pensil maka ia akan menjadi pengarang, jika ambil buku berarti suka membaca, jika ambil kalung emas maka ia akan kaya raya, dan sebagainya) dan tangga dari batang pohon tebu untuk dinaiki si bayi tapi dengan pertolongan orang tuanya. Kemudian setelah itu si Ibu melakukan sawuran duwit (menebar uang receh) yang diperebutkan para tamu dan anak-anak yang hadir agar memperoleh berkah dari upacara tedak siten.<br />
Setelah si anak berusia menjelang sewindu atau 8 (delapan) tahun, belum juga mempunyai adik, maka perlu dilakukan upacara mengadakan wayang kulit yang biasa acara semacam ini dinamakan ngruwat agar bebas dari marabahaya Biasanya tentang cerita Kresno Gugah yang dilanjutkan dengan cerita Murwakala.<br />
Saat menjelang remaja, tiba waktunya ditetaki/khitan/sunat. Setibanya di tempat sunat (dokter atau dukun/bong), sang Ibu menggendong si anak ke dalam ruangan seraya mengucapkan kalimat: laramu tak sandang kabeh (sakitmu saya tanggung semua).<br />
Orang Jawa kuno sejak dulu terbiasa menghitung dan memperingati usianya dalam satuan windu, yaitu setiap 8 (delapan) tahun. Peristiwa ini dinamakan windon, dimana untuk windu pertama atau sewindu, diperingati dengan mengadakan slametan bubur merah-putih dan nasi tumpeng yang diberi 8 (delapan) telur ayam rebus sebagai lambang usia. Tapi peringatan harus dilakukan sehari atau 2 (dua) hari setelah hari kelahiran, yang diyakini agar usia lebih panjang. Kemudian saat peringatan 2 (dua) windu, si anak sudah dianggap remaja/perjaka atau jaka, suaranya ngagor-agori (memberat). Saat berusia 32 (tiga puluh dua ) tahun yang biasanya sudah kawin dan mempunyai anak, hari lahirnya dirayakan karena ia sudah hidup selama 4 (empat) windu, maka acaranya dinamakan tumbuk alit (ulang tahun kecil). Sedangkan ulang tahun yang ke 62 (enam puluh dua) tahun disebut tumbuk ageng.<br />
aat dewasa, banyak congkok atau kasarnya disebut calo calon isteri, yang membawa cerita dan foto gadis. Tapi si anak dan orang tuanya mempunyai banyak pertimbangan yang antara lain: jangan mbokongi (menulang-punggungi sebab keluarga si gadis lebih kaya) walau ayu dan luwes karena perlu mikir praja (gengsi), jangan kawin dengan sanak-famili walau untuk nggatuake balung apisah (menghubungkan kembali tulang-tulang terpisah/mempererat persaudaraan) dan bergaya priyayi karena seandainya cerai bisa terjadi pula perpecahan keluarga, kalaupun seorang ndoro (bangsawan) tapi jangan terlalu tinggi jenjang kebangsawanannya atau setara dengan si anak serta sederhana dan menarik hati. Lagi pula si laki-laki sebaiknya harus gandrung kapirangu (tergila-gila/cinta).</div>INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-80714196208586192022012-06-19T21:07:00.001-07:002012-06-19T21:10:54.020-07:00Tari kecak<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.blogger.com/goog_1875295956" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://images.arcadja.com/i_made_adi_antara-kecak_dance%7EOM980300%7E11211_20100829_38_140.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://indonesiabersatuu.blogspot.com/" target="_blank">Lukisan Tari Kecak oleh Pelukis : I Made Adi Antara</a></td></tr>
</tbody></table>Indonesiabersatuu.blogspot.com ~ Tari Kecak biasanya disebut sebagai tari "Cak" atau tari api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan masal atau hiburan dan cendrung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari karena seluruhnya menggambarkan seni peran dari "Lakon Pewayangan" seperti Rama Sita dan tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama hindu seperti pemujaan, odalan dan upacara lainnya. <br />
<br />
Bentuk - bentuk "Sakral" dalam tari kecak ini biasanya ditunjukan dalam hal kerauhan atau masolah yaitu kekebalan secara gaib sehingga tidak terbakar oleh api. <br />
<br />
Keunikan. <br />
Tidak seperti tari bali lainnya menggunakan gamelan sebagai musik pengiring tetapi dalam pementasan tari kecak ini hanya memadukan seni dari suara - suara mulut atau teriakan - teriakan seperti "cak cak ke cak cak ke" sehingga tari ini disebut tari kecak.<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;"></div>Ditambahkan oleh TariKecak.com, Tarian Kecak ini bisa ditemukan di beberapa tempat di Bali, tapi yang di Uluwatu adalah yang paling menarik untuk ditonton karena atraksinya bersamaan dengan sunset atau matahari tenggelam.<br />
<br />
Menurut Wikipedia, kecak diciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak yang bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.<br />
<br />
Selain kisah Ramayana, ada beberapa judul dan tema kecak yang sering dipentaskan seperti : <br />
- Kecak Subali dan Sugriwa, diciptakan pada tahun 1976.<br />
- Kecak Dewa Ruci, diciptakan pada tahun 1982.<br />
Keduanya merupakan hasil karya dari Bapak I Wayan Dibia.INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-21800584086335706772012-06-19T03:37:00.002-07:002012-06-19T03:37:59.160-07:00Tari Jauk<span style="font-size: x-small;">indonesiabersatuu.blogspot.com ~ Tari Jauk ini menggambarkan raja atau pemimpin yang sangat angkuh dan sombong seperti raksasa bermahkotakan raja.</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Ditambahkan oleh </span><span style="font-size: x-small;">I Made Sutrisna dalam pergelaran tari klasik Bali, Tari Jauk</span><span style="font-size: x-small;"> ini gerak-geriknya cenderung kasar dan tidak menghiraukan sopan santun.</span><br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.blogger.com/goog_1072920545" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2-IIIp7TY4w_YEqSjuYLNAOPe4WTzDiPAUWHv-EFw7GTR71xjp_7EMfYb5_iHbnbDy1y4ic7XUbZpQkFgmrd_8hMPngHUTdSbK_Wi5Gdi5AcUev4xPivB4lvYrCis7D8McUAPoFrI_juy/s320/Jauk.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://indonesiabersatuu.blogspot.com/" target="_blank">Lukisan Tari Jauk</a></td></tr>
</tbody></table>Wikansadewa menulis dalam blogspot, Tari Jauk dibedakan menjadi dua yaitu : <br />
<br />
<b>1. Jauk keras</b>, seperti namanya, gerakannya pun lebih bringas. dimana gerakannya lebih energik dan gambelan gongnya pun cepat. biasanya mempunyai standar gerakan sendiri. Topeng yang di pakai adalah <b>topeng yang berwarna merah</b>, dimana menggambarkan keberingasan sang Raksasa.<br />
Topeng yang dipakai seperti ini. jadi merah, ada kumis dan mata melotot tajam. menggambarkan kebringasan.<br />
<br />
<b>2. Jauk Manis,</b> jauk ini seperti namanya, mempunyai gerakan yang lebih berwibawa. aslinya jauk manis ini pakaiannya sama dengan jauk keras tapi bedanya ada di topengnya dimana <b>topengnya berwarna putih</b> dan kelihatan lebih berwibawa.<br />
Karena jauk Manis ini jauh lebih fleksibel dari jauk keras, para seniman tari di Bali akhirnya mengimprovisasi dan membentuk tarian jauk yang berbeda. misalnya Topeng tua, tari ini termasuk tari topeng jauk. dimana menggambarkan orang tua. jadi gerakannya pun mirip seperti orang tua. itulah keunggulan jauk manis yaitu topengnya lebih lembut dari jauk keras.INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-31285023209166732622012-06-19T03:24:00.002-07:002012-06-19T03:24:48.660-07:00Tari Nelayan<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.blogger.com/goog_483209806" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://static.panoramio.com/photos/original/13109799.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo Nelayan di Jimbaran</td></tr>
</tbody></table><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Tari Nelayan ini adalah tarian laki - laki yang dipentaskan secara berkelompok dan biasanya diiringi oleh gamelan gong kebyar.</span><br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;"> <span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><span style="font-size: x-small;">Sebagai tambahan dalam </span><span style="font-size: x-small;">Babad Bali, Tari Nelayan</span> <span style="font-size: x-small;"> merupakan tari Bali yang menggambarkan kehidupan para nelayan di laut yang hidup dari hasil menangkap ikan.<br />
Tari ini banyak menampilkan gerak-gerak seperti mendayung, melempar jala, tertusuk duri ikan dan lain sebagainya.<br />
Tari ini adalah ciptaan I Ketut Merdana dari Buleleng sekitar tahun 1960.</span>INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-67739721483041365642012-06-19T03:17:00.000-07:002012-06-19T03:17:42.615-07:00Tari Oleg Tamulilingan<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.blogger.com/goog_1700814329" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="230" src="http://www.museumneka.com/db/Images/paint-8-besar.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Lukisan Tari Oleg Tamulilingan <br />
Anak Agung Gede Sobrat<br />
1970</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://indonesiabersatuu.blogspot.com/" target="_blank"><br />
</a></td></tr>
</tbody></table><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Tari Oleg Tamulilingan dalam Babad Bali<span style="font-size: x-small;">, semula dinamakan Tambulilingan Mangisep Sari.</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Oleg dapat berarti gerakan yang lemah gemulai, sedangkan tambulilingan berarti kumbang pengisap madu bunga. Tari Oleg Tambulilingan melukiskan gerak-gerik seekor kumbang, yang sedang bermain-main dan bermesra-mesraan dengan sekuntum bunga di sebuah taman. </span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Tarian ini sangat indah.diciptakan oleh : I Ketut Mario (1952)</span>INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8428583519989389835.post-40884284964818950652012-06-19T03:06:00.000-07:002012-06-19T03:06:14.207-07:00Tari Wirayuda<span style="font-size: x-small;">Indonesiabersatu.blogspot.com ~ Tarian yang menggambarkan kepahlawanan ini </span>menurut Babad Bali, Tari Wirayuda<span style="font-size: x-small;"> dikembangkan dari beberapa jenis tari Baris Gede (tari Baris upacara) terutama sekali Baris Tumbak atau Baris Katekok Jago.</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.blogger.com/goog_1770699503" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://a2.l3-images.myspacecdn.com/images02/58/ec136f2edff745359cd13eb488d19521/l.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto <a href="http://indonesiabersatuu.blogspot.com/" target="_blank">Seniman Cilik Tari Wirayuda oleh Gede Semara</a></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: center;"> </div><span style="font-size: x-small;">Ditarikan oleh antara 2 sampai 4 pasang penari pria bersenjatakan tombak, tari ini menggambarkan sekelompok prajurit Bali Dwipa yang sedang bersiap-siap untuk maju ke medan perang.<br />
<br />
Memakai hiasan kepala berbentuk udeng-udengan, tarian yang merupakan produksi Sanggar Tari Bali Waturenggong ini adalah ciptaan I Wayan Dibia pada tahun 1979.</span><a href="http://www.babadbali.com/seni/tari/tl-wirayuda.htm" target="_blank"><br />
</a>INDONESIAhttp://www.blogger.com/profile/10415538023926000789noreply@blogger.com0